|

Terbukanya Akses Pendidikan Lebih Baik Bagi Anak-anak Melalui Rumahbelajar Wamena

Di sana pulauku. Yang kupuja selalu. Tanah Papua, pulau indah. Hutan dan Lautmu. Yang membisu selalu. Cendrawasih, burung emas. (lagu Tanah Papua, Cipt. Yance Rumbino)

Papua. Bagian Indonesia sebelah timur yang paling kaya alamnya dan keindahannya. Salah satunya Wamena, ibu kota kabupaten Jayawijaya, provinsi Papua Pegunungan. Wamena merupakan sebuah kota kecil, yang berada di tengah Lembah Baliem. Lembah yang sangat subur di Papua, dengan dikelilingi perbukitan serta tingginya sekitar 1600 meter di atas permukaan laut. Namun kondisi geografisnya yang sukar ditempuh menjadi salah satu persoalan bagi masyarakat Wamena.

Timpangnya Pendidikan di Wamena Menjadi Perlu Diperhatikan

Pendidikan salah satunya merupakan perhatian berbagai pihak terutama Pemerintah. Rata-rata anak Papua mengalami kesulitan dalam menerima hak pendidikan, karena kondisi geografisnya.
Selain kondisi geografis, banyak faktor yang membuat anak-anak Wamena dan para guru tidak dapat menjalani proses belajar dan mengajar dengan baik dan tenang. Isu demonstrasi yang menyebabkan kerusuhan seperti yang terjadi tahun 2019, kendala transportasi, cuaca yang buruk, kurangnya jumlah tenaga pengajar, hingga tingkat ekonomi keluarga rendah yang menyebabkan anak-anak putus sekolah karena membantu orang tua di kebun.
Tidak heran tingkat literasinya pun rendah dimana Badan Pusat Statistik menyebutkan pada tahun 2022, Papua hanya sekitar 18,81 persen masyarakat yang bisa membaca, sehingga menempati provinsi dengan penduduk buta huruf terbanyak. Selain itu terutama di Wamena menurut Education Manager Wahana Visi Indonesia(WVI), Marthen S. Sambo, untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah, sering ditiadakan karena konflik sosial. Saat terjadi kerusuhan, anak-anak di Wamena bisa libur sekolah hampir dua minggu.

Rumahbelajar Wamena Berusaha Meningkatkan Akses Pendidikan di Wamena

Indonesia merupakan bangsa yang besar, masalah pendidikan di Wamena bukan masalah orang Wamena saja. Tapi juga masalah seluruh bangsa. Pentingnya kepedulian berbagai pihak, akan sangat membantu anak-anak Wamena untuk mendapatkan akses pendidikan lebih baik.
Tidak hanya pendidikan secara formal, namun pendidikan non formal juga penting karena berperan dalam membangun karakter anak, seperti Rumahbelajar Wamena. Pada awal berdirinya, Rumahbelajar Wamena tidak hanya menjadi salah satu pusat pendidikan non formal tapi juga menjadi tempat belajar bagi anak-anak Wamena yang putus sekolah.
Berbagai program dilakukan agar anak-anak Wamena mendapatkan hak pendidikannya secara maksimal untuk meningkatkan kemampuan literasi di Wamena. Program yang diadakan antara lain penyediaan buku-buku bacaan, mengadakan perpustakaan keliling, kelas belajar kelompok, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Sumber: akun instagram @rumah_belajar_wamena
Selain itu bagi anak-anak yang sulit mengakses pendidikan formal bisa melanjutkan pendidikannya walaupun di luar Papua sekalipun. Ada juga pendampingan dalam belajar seperti dalam persiapan menghadapi UNBK, agar anak mengerti dan memahami materi soal nantinya. Untuk meningkatkan kemampuan para anak dalam teknologi, Rumahbelajar Wamena juga memberikan pelatihan belajar menggunakan laptop, bagi anak-anak yang ingin menguasai program-program komputer seperti word dan excel.
Saat ini Rumahbelajar Wamena berusaha sekuat tenaga dengan menjadi perantara bagi anak-anak di Wamena untuk melanjutkan pendidikan di sektor formal di Papua maupun luar Papua sekalipun. Pembukaan donasi dan berbagai cara dilakukan Rumahbelajar Wamena, untuk mengetuk hati para donatur dan relawan, agar bisa membantu anak-anak Wamena dalam mendapatkan pendidikan.
Program Kakatua misalnya merupakan program kakak asuh untuk anak-anak di Rumahbelajar Wamena mendapatkan bantuan biaya agar bisa tetap bersekolah. Dengan program ini, para donatur yang bergabung dapat saling mengirimkan surat kepada adik asuhnya agar bisa terus memantau perkembangan pendidikan mereka.
Solce contohnya, merupakan sosok pemudi Papua yang berhasil menyelesaikan kuliah di STIKES Katolik Saint Vincentius Paulo di Surabaya, berkat bantuan donatur.
Sumber: akun instagram @rumah_belajar_wamena

Ahmad Buendi Ginting, Founder Rumahbelajar Wamena

Sebagai seorang jurnalis, Ahmad Buendi Ginting mempunyai keluasan akses untuk berhubungan dengan berbagai pihak. Awal mulanya keprihatinan akan akses pendidikan yang minim di Wamena menjadi alasan berdirinya Rumahbelajar Wamena.

Tanpa kenal lelah, Ahmad Buendi Ginting mencari jalan untuk mewujudkan cita-citanya. Bekerjasama dengan berbagai pihak merupakan salah jalan yang ditempuh seperti kerjasama dengan para tokoh agama, pemerintah daerah dan juga komunitas-komunitas lokal.

Totalitas dilakukannya dalam membantu anak-anak Wamena dalam mendapatkan pendidikan. Seperti saat para siswa Wamena harus menempuh pendidikan formal di Jayapura, beliau sempat menyediakan rumahnya sebagai tempat tinggal para siswa tersebut agar dekat dengan sekolah. Bahkan pada bulan Agustus 2019, beliau dan relawan lainnya harus mencari tempat untuk Rumahbelajar dengan harga sewa yang lebih murah. Hal ini dikarenakan keterbatasan dana, namun untuk biaya operasional pemindahan barang gratis karena mendapatkan peminjaman mobil dari donatur.

Perjuangan terberat dilalui beliau dan para relawan Rumahbelajar Wamena saat terjadi kerusuhan 23 September 2019 dan pandemi covid 2020. Pada kerusuhan tersebut, diperkirakan sedikitnya 33 orang meninggal, dan terjadi pembakaran pada bangunan-bangunan salah satunya Kantor Bupati Wamena.

Rumahbelajar Wamena harus menerima kenyataan pahit tiada kegiatan karena para anak-anak mengungsi. Sebagai gantinya Ahmad Buendi Ginting dan relawan lainnya memberikan bantuan makanan kepada para pengungsi di pinggir kota dan pelosok hutan. Selain itu mereka juga menjadi perantara dalam menerima bantuan berupa alat tulis, pakaian, mainan maupun bentuk dana.

Pada pandemi covid 2020, Ahmad Buendi Ginting dan relawan lainnya mengalami kesusahan dalam menjalankan pelajaran secara luring alias online, karena akses internet yang sulit. Bahkan para orang tua juga mengeluh karena merasa tidak bisa mengajarkan anak dengan baik. Problema kenyataan orang tua yang tidak bisa membaca, menjadi kendala utama dalam proses menemani anaknya belajar.

sumber: akun instagram @rumah_belajar_wamena

Meraih SATU Indonesia Awards Tahun 2019

Kegigihan dan keuletan Ahmad Buendi Ginting mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya penghargaan SATU Indonesia Awards pada tahun 2019 dari PT. Astra Internasional Tbk., dengan kategori Individu bidang Pendidikan. Bukan hal yang mudah memang berusaha meningkatkan literasi di daerah dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau seperti di Wamena, Papua. Kerja keras dan harapan untuk tumbuh bersama melalui Rumahbelajar Wamena, membuat semangat Ahmad Buendi Ginting menyebar kepada para relawan dan pihak lainnya, saling bahu membahu meningkatkan akses pendidikan di Wamena.

Hal ini terbukti dengan semakin berkembangnya program-program yang dilakukan oleh Ahmadu Buendi Ginting dan para relawan lainnya dalam memperjuangkan pendidikan yang layak bagi anak-anak Wamena. Saat ini anak-anak Wamena berkesempatan untuk merasakan pendidikan formal setingkat SMA di Jayapura dan juga pendidikan universitas di berbagai daerah di luar Papua.

Semoga semakin banyak bermunculan pemuda-pemudi lainnya yang peduli akan pendidikan di Indonesia. Tidak mudah memang untuk menwujudkannya, namun kesuksesan akan hadir dengan adanya keyakinan yang teguh dalam diri. Pendidikan merupakan hak setiap anak di Indonesia. Oleh karena itu, membutuhkan tangan-tangan yang peduli dalam menwujudkan mimpi-mimpi anak Indonesia, dalam meraih masa depan lebih baik melalui pendidikan.

Sumber: akun instagram @wendy_ginting
Sumber :
  • https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/wamena-sang-primadona-di-bumi-mutiara-hitam-papua/
  • https://tniad.mil.id/kodim-jayawijaya-motivasi-anak-putus-sekolah-di-rumah-belajar-wamena/
  • https://wahanavisi.org/id/media-materi/media/detail/ketimpangan-sistem-pendidikan-masih-jadi-pekerjaan-rumah-bagi-kemajuan-anak-di-wamena
  • https://www.bbc.com/indonesia/

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *