Lia Andarina Grasia Mendirikan Komunitas Bule Mengajar Untuk Memperkenalkan Kulon Progo Yogjakarta

Banyak orang terpukau dengan budaya Amerika, Korea dan Jepang yang penuh dengan hal-hal baru. Padahal budaya Indonesia sendiri pun sangatlah banyak dan unik. Sayang belum banyak dikenal di dunia, bahkan di Indonesia sendiri.

Kita dapat bayangkan berapa banyaknya kebudayaan di negara Indonesia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau, yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Dari tarian, bahasa, musik, adat istiadat, makanan, dan sebagainya yang dimiliki oleh setiap suku bangsa.

Lia Andarina Grasia, Ingin Memperkenalkan Kulon Progo Dengan Komunitas Bule Mengajar

Alam Indonesia pun sangatlah indah dengan beraneka ragam panoramanya yang cantik. Banyak spot cantik yang masih belum terkenal dan jarang dikunjungi. Dilema memang, karena dari sisi promosi belum gencar. Mengharapkan pemerintah dan pihak-pihak lain bukan hal yang bijaksana, lebih baik dimulai dari diri sendiri dulu.

Perasaan ini yang dirasakan oleh almarhum Lia Andarina Grasia, founder Bule Mengajar, Penerima Apresiasi Tingkat Provinsi Satu Indonesia Award tahun 2017, bidang Pendidikan dengan kegiatan Bule Mengajar. Awalnya Lia passion di bidang Pariwisata, tapi bertambahnya umur mulai berminat bidang sosial. Lia ingin menggabungkan pariwisata dan pendidikan.

Lia yang kuliah di Bali dan mengagumi wisata di Bali yang berkembang, ingin mengembangkan pariwisata Kulon Progo, Yogyakarta. Dia merasa sedih, kampung halamannya yang mempunyai alam indah, Kabupaten Kulon Progo, belum dikenal sampai keluar negeri. Padahal hanya memakan waktu tempuh 1 jam dari Yogjakarta.

Saat lulus kuliah tahun 2013 di Bali, Lia pulang ke Yogjakarta dan menempuh kuliah S2 di Universitas Gajah Mada(UGM). Lia ingin membuat sesuatu di bidang keilmuan yang bermanfaat bagi kampung halamannya. Mengikuti organisasi yang ada sayang ia tidak merasa cocok. Akhirnya memutuskan mendirikan komunitas sendiri yang sesuai visi dan misi, serta bisa mengajak orang-orang sekitar.

Pada awalnya Lia dan teman-teman ingin mendirikan tour and travel, tapi minimnya dana dan fasilitas, membuatnya membatalkan rencana tersebut. Lia lalu mengajak mahasiswa asing di UGM, untuk datang ke Kulon Progo mengikuti kegiatan warga. Selanjutnya Lia mengajukan mereka ke sekolah, biar bisa berdiskusi dengan siswa.

Para bule tertarik dengan konsep ini, karena bisa kenalan dengan siswa dan berbagi banyak informasi tentang budaya negara mereka. Akhirnya muncullah nama Bule Mengajar, untuk komunitas yang didirikan oleh Lia. Sejak itu para sekolah menghubungi Lia, untuk meminta komunitas Bule Mengajar melakukan program di sekolah mereka.

Lalu pada tahun 2014, Lia mengajak penyelenggara International Study Camp di Yogjakarta dengan peserta sepuluh orang Jepang, untuk datang ke sekolah. Tidak disangka acaranya berjalan dengan sukses, penyelenggara juga senang. Sehingga mereka menjalin kerjasama untuk tahun-tahun berikutnya.

Sumber foto : Instagram @bulemengajar

Ketrampilan Lia Menguasai Berbagai Bahasa Asing, Menarik Minat Bule Untuk Bergabung Bule Mengajar

Pada dasarnya Lia dulunya tertarik pada bahasa, tapi karena beberapa keterbatasan membuatnya memilih kuliah pariwisata. Namun minatnya mempelajari berbagai bahasa tidak pernah padam, sehingga mempermudah mengajak para bule bergabung dalam komunitas Bule Mengajar.

Bule senang bergabung karena tidak hanya menghabiskan waktu untuk belajar dan wisata saja, tapi bisa interaksi dengan warga lokal. Akhirnya para bule bisa memahami warga dengan bahasa universal seperti gerakan tangan.

Berbekal ketrampilan berbicara berbagai bahasa, sebagai promosi komunitas Bule Mengajar, Lia selalu mengikuti program keluar negeri. Ia memperkenalkan komunitas Bule Mengajar ke para orang-orang negara yang dituju, dengan tujuan menarik mereka datang ke Kulon Progo.

Sumber foto : Instagram @bulemengajar

Memperkenalkan Bule Mengajar Kepada Pemerintah Dan Warga, Lia Mengikuti Event Pemuda Pelopor

Agar komunitas Bule Mengajar dikenal dan diakui oleh Pemerintah, pada tahun 2015 Lia lalu mengikuti lomba Pemuda Pelopor Berprestasi tingkat Nasional mewakili Yogjakarta di bidang Pendidikan. Alhamdulillah Lia mendapatkan Juara I Pemuda Pelopor Berprestasi tingkat Nasional tahun 2015 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI. Sehingga Bule Mengajar diakui oleh sekolah, warga, Pemerintah Lokal, dan Pemerintah Nasional.

Namun ada masalah juga yang timbul bekerjasama dengan orang asing. Lia malah berurusan dengan pihak imigrasi, karena dipikir komunitas Bule Mengajar resmi mempekerjakan para bule untuk mengajar. Selain itu ia juga berurusan dengan polisi, karena melihat banyaknya orang asing yang datang, polisi takut ada kericuhan. Alhamdulillah, semua bisa teratasi dengan baik.

Akhirnya untuk selanjutnya, komunitas Bule Mengajar berkonsultasi dulu dengan Kepolisian dan Imigrasi, bila mau menerima orang asing baru bergabung. Bila tidak ada masalah, bule itu baru diterima oleh komunitas Bule Mengajar.

Sumber foto : Instagram @bulemengajar

Komunitas Bule Mengajar Membuka Banyak Peluang Bagi Relawan

Dalam kegiatannya, Bule Mengajar berfokus pada generasi muda dalam mengembangkan bakat. Menjadi magnet bagi para anak muda menjadi relawan, dengan berbagai tujuan saat bergabung. Ada yang ingin menambah kenalan orang asing, ada yang ingin menambah portofolio sambil kuliah, ada yang ingin mengisi waktu dengan kegiatan sosial dan sebagainya.

Perputaran relawan Bule Mengajar juga terhitung aktif, dengan open rekrutmen setiap beberapa bulan sekali. Hal ini juga karena tidak begitu banyak organisasi di Kulon Progo.

Professional Member Development juga dibentuk untuk para relawan meningkatkan ketrampilannya. Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengakomodir kebutuhan para relawan secara keilmuan seperti membuat portofolio, membuat presentasi, latihan wawancara kerja dan sebagainya.

Untuk menghidupi organisasi dan membayar para relawan yang digaji, maka dibukalah kursus-kursus TOEFL, English dan Korean Course. Bagi masyarakat yang tidak punya dana tapi ingin gabung, bisa ikutan program Sunday Speaking, kumpul di hari Minggu dan bisa ngobrol bahasa Inggris.

Dampak positif akhirnya banyak para relawan yang mendapatkan beasiswa sampai keluar negeri, dan bisa berbagi informasi kepada para relawan baru.

Sumber foto : Instagram @bulemengajar

Alhamdulillah komunitas Bule Mengajar masih aktif dan berjalan sampai saat ini, walaupun Lia meninggal pada bulan Agustus 2021, karena sakit.

Sekarang daerah Kulon Progo, terkenal lewat para orang asing yang bergabung komunitas Bule Mengajar. Selain meningkatkan kunjungan para bule ke Kulon Progo, promosi keindahan alam Kulon Progo menjadi lebih gencar di luar negeri. Pendapatan UMKM pun meningkat seperti penjualan baju batik dan juga hunian homestay para warga menjadi ramai.

Selain itu dari sisi masyarakat Kulon Progo sendiri juga memberikan banyak hal positif. Mereka menjadi pintar berbagai bahasa asing, lebih percaya diri berinteraksi dengan bule, belajar budaya asing, mendapatkan peluang berbagai beasiswa dan lain-lain.

Daftar Pustaka :
  • https://kemlu.go.id/canberra/id/read/indonesia/2186/etc-menu#:~:text=Indonesia%20merupakan%20negara%20kepulauan%20terbesar,aneka%20kulinari%20yang%20menggugah%20selera.
  • https://www.brilio.net/news/bule-mengajar-program-yang-bikin-siswa-makin-semangat-sekolah-top-1506242.html
  • https://jogja.solopos.com/pemuda-pelopor-kisah-lia-andarina-merintis-gerakan-bule-mengajar-662806
  • https://www.youtube.com/watch?v=Uz6zvbKw7hI
  • https://www.instagram.com/bulemengajar/

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *