Kualitas SDM Menjadi Prioritas Kemnaker Pada Tahun 2019

Sebagai ibu yang banyak menghabiskan waktu bekerja di rumah, saya kadang belanja makanan lewat ojek online. Andaikan ada yang jual kue dekat rumah.

Lumayan surprise, sekitar 6 bulan yang lalu, salah satu anak tetangga depan rumah yang kembar, Hendri membuka warung kue dijual lewat aplikasi ojek online, dan  juga dititipkan di sekolah adiknya, yang masih SMP.

Setahu saya kedua anak kembar laki-laki, Hendra dan Hendri, di depan rumah itu lulusan SMK, memilih sebagai driver ojek online sambil kuliah.

Mereka giat menjadi driver, yang imbasnya warung kuenya menjadi tutup, karena nggak ada yang jagain. Sayang juga. Tapi salut secara mereka orang Betawi, gigih mencari uang dan kuliah lagi, tidak hanya diam di rumah setelah lulus SMK. Tapi saya sedih, nggak bisa beli kue di depan rumah, ihiks.

Sekarang dapat kabar dari Mama, kalau Hendri yang ternyata lulusan SMK bidang perhotelan, sedang berada di China. Dia magang di salah satu restoran, sesuai dengan minatnya memasak, dikirim dari tempat dia kuliah. Salut banget. Tapi ya begitu, ibunya masih suka ngeluh harus mengirimkan uang dua juta per bulan, entah untuk biaya kuliah, atau untuk biaya hidup di China.

Memang untuk anak lulusan SMK  jarang yang bisa langsung kerja, biasanya harus kuliah dulu. Atau bekerja tidak sesuai dengan jurusan pas di SMK. Dan untuk bersaing di pasar tenaker internasional, sepertinya kalau hanya lulusan SMK, kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih dipertanyakan.

Di samping rumahku, ada tetangga yang mengontrak, punya anak sedang sekolah kelas 3 di SMK, mengambil jurusan administrasi perkantoran. Ibunya suka mengeluh susah mencari uang, karena jualan sayur di pasar suka sepi.

“Semoga setelah lulus, anak saya segera dapat kerja mba. Kerja apa aja yang penting ada uangnya. Sepi sekarang di pasar. Nggak seperti dulu, orang pada ramai belanja.”

Biasanya orang tua mengharapkan anaknya yang sekolah di SMK langsung kerja. Apalagi dekat rumah saya ada SMK Pertiwi Jakarta, dan rata-rata anak tetangga sekolah di sana. Dengan tiga konsentrasi jurusan yaitu, Administrasi Perkantoran, Pemasaran dan Akuntansi.

Kualitas SDM Berdasarkan Pemagangan Yang Terstruktur

Cuma yang menyedihkan dari siswa SMK Pertiwi yang pernah curhat secara langsung,  kadang program magangnya berbeda dengan yang dipelajari di sekolah. Mereka cuma disuruh-suruh menjadi tukang foto copi di kantor, atau membuatkan kopi, mengirim dokumen ke departeman lain. Istilah kasarnya cuma menjadi ‘kacung’. Padahal mereka ingin juga merasakan praktek kerja dari pelajaran di sekolah. Kalau terus seperti ini sayang kualitas SDM di Indonesia nggak bakal maju.

Sepertinya sebagai eks pekerja kantoran, saya bisa menangkap maksud dari staf  kantor yang diamanahi siswa SMK untuk magang. Sepertinya para staf itu belum percaya dengan kemampuan siswa SMK untuk bekerja.

Jangankan perusahaan asing, orang kita sendiri belum yakin dengan kualitas sdm indonesia. Gimana mau bersaing dengan kualitas SDM negara-negara asean?

Kasihan juga sih. Karena setelah magang, malah mereka menjadi tambah tidak percaya diri, dengan kemampuan mereka bekerja setelah lulus nanti. Dan ini menjadi peer bagi perusahaan bila mereka nanti bekerja, mencari cara meningkatkan kualitas SDM di perusahaan.

Nah, saat saya menghadiri undangan Gathering Akhir Tahun 2018, dari Kemnaker pada hari Jumat, 28 Desember, 2018 di Innovation Room di Gedung Kemnaker, yang membahas 2019, Kemnaker Genjot Pelatihan Vokasi. Salut banget dengan pernyataan dari Kemnaker yang diwakili oleh Khairul Anwar, Plt. Kepala Badan Perencanaan Dan Pengembangan Ketenagakerjaan, kalau pada tahun 2019, Kemnaker telah melakukan beberapa terobosan yakni masifikasi pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), pemagangan terstruktur, serta sertifikasi uji kompetensi.

cara meningkatkan kualitas sdm di perusahaan, kualitas sdm, kualitas sdm di Indonesia, kualitas sdm Indonesia, kualitas sdm negara-negara ASEAN
Bapak Khairul Anwar

Pemagangan terstruktur sangat penting dilakukan di SMK, sebagai program pengembangan SDM. Karena siswa SMK ini memang dipersiapkan bekerja, bukan magang untuk main-main. Agar kualitas SDM di Indonesia semakin baik.

Seperti siswa SMK Pertiwi jurusan administrasi perkantoran, yang di sekolah diberikan fasilitas ruang komputer untuk belajar mengetik 10 jari dan juga menjalankan program komputer.

kualitas SDM, kualitas sumber daya manusia di Indonesia, program pengembangan SDM, kualitas sdm di Indonesia, kualitas sdm Indonesia, cara meningkatkan kualitas sdm di perusahaan, kualitas sdm negara-negara ASEAN
SMK Pertiwi Jakarta

Dengan pemagangan terstruktur di salah satu perusahaan, siswa SMK Pertiwi, akan diberi kepercayaan untuk mengerjakan pekerjaan administrasi di komputer, bekerja layaknya staf administrasi.

Apalagi dengan era industry 4.0 dan teknologi digital, kompleksitas pekerjaan sekarang berkembang dengan pesat dan semakin dimudahkan. Dulu dokumen berupa file-file yang disusun di banner, lalu diletakkan di lemari arsip. Sekarang  menggunakan software, bila mencari data bisa dilakukan dengan cepat di komputer,  tanpa harus membuka filling dokumen.

Nggak disangka lho, ternyata mencapai 194.064 orang, sejak 2015 sampai Oktober 2018. Nah nanti di tahun 2019, diprediksi secara akumulasi peserta magang akan menjadi 360.864 orang. Ini bagus banget, biar secara kompetensi siswa SMK lebih baik dan pastinya kualitas sumber daya manusia di Indonesia membaik.

PPKPI BLK Pasar Rebo Untuk Meningkatkan Kualitas SDM

Dulu sewaktu masih kuliah, saya pernah mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan menjahit di kelurahan. Sayangnya pelatihan tidak berjalan, dan tidak ada kabar kelanjutannya.

Nah, sekarang bila mau ikut pelatihan kerja, untuk di wilayah sekitar rumah yaitu Pasar Rebo, ada BLK Pasar Rebo. Lokasinya cukup dekat rumah, berseberangan dengan mal Graha Cijantung.

Enaknya BLK ini, pastinya gratis dan persyaratan juga cukup mudah, cuma memberikan foto copi KTP DKI Jakarta, foto copi Ijazah terakhir, dan pas foto 3×4 lembar sebanyak 3 lembar.

Sayangnya tetangga di sekitar rumah sepertinya jarang yang mendaftar di BLK ini, karena kebanyakan lebih suka bekerja kasar di pasar Induk Kramat Jati Sayur dan Buah. Yang memang letaknya di belakang rumah saya dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Ditambah lagi KTP-nya masih KTP kampung, karena mereka memang rata-rata perantauan, yang niatnya bekerja di pasar Induk.

Dengan ijazah lulusan SD atau SMP, dan KTP kampung, mereka bisa langsung menghasilkan uang dengan bekerja di pasar. Pilihannya bisa jualan sayur dan buah, bila modal besar dengan membuka lapak, menjadi kuli, pengupas bawang, atau pemungut sayuran dan buah yang tercecer di jalan. Kualitas SDM kita, masih seperti ini. Memang mendapatkan uang harian sangat gampang, tapi untuk ke depannya tidak ada jaminan.

Padahal bila dilihat dari instagramnya BLK Pasar Rebo, dengan akun ppkpi.jakarta, tersedia banyak pelatihan yang ditawarkan. Seperti pelatihan Bahasa Inggris, Listrik Industri, Listrik Instalasi Penerangan, Mesin Produksi CNC, dan sebagainya.

Lulusannya sangat siap kerja, karena langsung praktek. Kerennya selain diberikan baju kerja, juga diberikan makan. Sehingga benar-benar tidak keluar biaya sama sekali, selain biaya transport tentunya. Dan sebagai program pengembangan SDM, BLK Pasar Rebo, sangat membantu sekali, agar kita tidak kalah dengan kualitas SDM Negara Asean.

kualitas SDM, kualitas sumber daya manusia di Indonesia, program pengembangan SDM, cara meningkatkan kualitas sdm di perusahaan, kualitas sdm di Indonesia, kualitas sdm Indonesia, kualitas SDM negara-negara ASEAN
BLK Pasar Rebo

Itulah dilemanya di Indonesia, kadang masyarakat merasa sudah nyaman dengan pekerjaan dan usahanya. Malas belajar hal baru, walaupun itu gratis. Kualitas sumber daya manusia di Indonesia, tidak bakal maju kalau rakyatnya masih malas.

Mungkin yang menjadi siswa di BLK Pasar Rebo rumahnya jauh-jauh. Sedangkan yang dekat, malah tidak mau memanfaatkan fasilitas yang ada.

BLK Komunitas Menyapa Masyarakat Lebih Dekat

Disampaikan pada hari Jumat, 28 Desember 2018 kemarin, Kemnaker juga sekarang membentuk BLK Komunitas. Ini merupakan strategi bagus, agar bisa lebih dekat ke masyarakat, dan menjadi program pengembangan SDM. Untuk tahun 2017 kemarin ternyata sudah dibangun 50 BLK Komunitas.

Pada tahun 2018, ada 75 BLK Komunitas. Dan diperkirakan pada naik menjadi 1.000 BLK Komunitas pada tahun 2019. Saya berharap, semoga di daerah rumah, dibangun juga BLK Komunitas, terutama di sekitar pasar Induk Kramat Jati. Supaya kualitas SDM berkembang.

Banyak aplikasi belanja online sayur dan buah, yang mengurangi konsumen datang ke pasar langsung. Contohnya saya sewaktu masih menjalankan usaha catering, harus ke pasar Induk dulu untuk membeli jeruk sekeranjang besar, tapi sekarang saya bisa membeli buah sekeranjang lewat marketplace. Lebih mudah.

kualitas SDM, kualitas sumber daya manusia di Indonesia, program pengembangan SDM, cara meningkatkan kualitas sdm di perusahaan, kualitas sdm di Indonesia, kualitas sdm Indonesia, kualitas sdm negara-negara ASEAN
Memesan kelengkeng lewat marketplace

Saat tetangga saya yang tukang sayur mengeluh tentang sepinya pasar, saya menjelaskan tentang jualan online sayur dan buah. Yang memang memotong jalur distribusi di pasar, karena menggunakan aplikasi. Penyedia belanja online, itu menyatakan mendapatkan sayur dan buah langsung dari petani. Bahkan belanja cabe aja sekarang bisa dari marketplace.

Tetangga saya cukup kaget dan bingung. Dia mana ngerti jualan online, megang handphone paling cuma buat telpon-telponan aja. Memang dibutuhkan program pengembangan SDM, agar melek teknologi digital.

Saya berharap bila BLK Komunitas bisa berdiri di pasar Induk Kramat Jati dan mengajarkan tentang teknologi digital, kepada para pekerja pasar. Mungkin mereka bisa juga menjual sayur dan buah via online, atau melakukan terobosan lain yang inovatif.

Dan bila mau bekerja atau membuat usaha lain, akan ada kesempatan lebih baik untuk masa depan. Oleh karena itu diperlukan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, yang lebih baik dari sekarang.

Similar Posts

5 Comments

  1. BLK itu sebenernya bagus. Akan lebih baik jika sarana prasarana juga diperbaiki dan ditingkatkan sesuai dengan tuntutan industri. Agar apa yang dipelajari siswa BLK tidak ketinggalan zaman. Kalau fenomena yg terjadi di BLK di Solo demikian. Makanya beberapa waktu lalu BLK menjalin komunikasi dengan pelaku industri, agar BLK tau kebutuhan pasar tenaga kerja seperti apa

  2. I enjoy what you guys are up too. This type of clever work and coverage!
    Keep up the amazing works guys I’ve added you guys to my
    personal blogroll.

Tinggalkan Balasan ke Sara Neyrhiza Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *