Kota-wisata-bukit-tinggi

5 Tempat Wisata Wajib di Bukit Tinggi, Sumatera Barat

Jalan-jalan ke Bukit Tinggi Sumatera Barat itu wajib mengunjungi 4 tempat wisata ini. Bakal sayang banget kalau tidak sempat kesini. Nanti pasti menyesal

1. Jam Gadang

Siapapun tahu kalau ini icon dari kota Bukit Tinggi. Siapapun yang datang kesini, wajib banget mengunjungi Jam Gadang. Berhubung katanya sore sampai malam bakalan ramai, jadinya saya datang pas sore menjelang maghrib.

Ternyata memang benar, ramai dan seru. Berhubung bukan hari liburan, sehingga tidak ramai sekali.

Apalagi saat malam hari, Jam Gadang bersinar terang sehingga semakin cantik terlihat. Lapangan juga terang, sehingga orang-orang masih bisa asyik menghabiskan waktu di sana.

Saat pulang kampung kemarin, mama saya tertarik pada pengamen wanita live show di tempat. Mama meminta lagu Mudiak Arau dinyanyikan dan ikut berdendang bersama penyanyi.

Asyiknya juga berada sampai malam di Jam Gadang gampang sholatnya, karena ada mushola di dekat situ. Kemarin saya sampai sholat isya di sana, karena waktu hujan tidak bisa pulang cepat. Alhamdulillah.

2. Kebun Binatang

Jangan bayangkan kebun binatang seperti Ragunan Jakarta. Luasnya tidak seberapa luas, dan koleksi hewannya juga tidak terlalu banyak.

Icon khas binatang di sini yaitu harimau sumatera, yang dianggap Datuk oleh suku Minang. Sayang kandangnya ada di bawah, sehingga tidak bisa melihat jelas. Untuk ke bawah juga, ibu saya merasa capeknya jalannya. Sehingga kami memutuskan melihat dari atas.

Namun walaupun begitu, saya masih bisa menyaksikan berbagai hewan seperti anoa, singa afrika, ular, buaya dan sebagainya.

3. Panorama

Di dalam Panorama ini kita bisa melihat keindahan Ngarai Sianok dari atas bukit. Hanya sayang harus hati-hati dengan keberadaan monyet. Sudah jinak sih, tapi saya yang jarang ketemu monyet merasa jiper juga hehe..

Saat saya masuk sudah langsung disambut oleh monyet yang ingin kacang kulit. Padahal saya sudah beli kacang kulit, tapi entah takut aja kalau disamperin segerombolan monyet. Entah sedih entah kesal, monyetnya malah pipis di depan saya. Duh dasar monyet.

Panorama-Bukit-Tinggi-Sumatera Barat

A. Lubang Jepang

Sudah lama sekali tidak main kesini. Saya pernah masuk saat Lubang Jepang masih benar-benar asli, alias lubang tanah tanpa penerangan maksimal. Entah sejak tahun berapa direnovasi, saat saya datang lagi sudah tembok ruangannya, dan penerangan cukup.

Januari kemarin, sayangnya saya datang kesorean. Mau masuk ragu-ragu, padahal diajakin oleh pengunjung lain sampai bawah. Oh iya, ini tangganya sangat panjang, lalu kita bisa masuk lorong-lorong yang dulu dijadikan sebagai ruangan.

Akhirnya saya memilih tidak ke bawah, cukup berfoto di atas saja haha..

B. Ngarai Sianok

Ini indah sekali, tapi sayang saya tidak bisa ke bawah karena terbatasnya waktu. Sehingga hanya bisa menatap dari kejauhan karena takut monyet.

Kebayang kan berada di ketinggian sambil melihat ke bawah, yang dipenuhi tumbuhan. Pasti sangat cantik bila berada di bawah.

Selama ini hanya bisa mengagumi kecantikan Ngarai Sianok dari atas huhu..

4. Museum Fort De Kock

Bagi yang belum tahu museum Fort De Kock merupakan museum Belanda yang dulu dibangun saat penjajahan Jepang.

Sayang saya tidak bisa datang ke museum ini, sehingga tidak melihat perubahannya sekarang.

5. Museum Bung Hatta

Sebenarnya museum ini merupakan rumah Bung Hatta yang kemudian dijadikan museum. Saat masuk ke dalamnya kita akan melihat berbagai barang milik Bung Hatta.

Koleksi kendaraan dan barang-barang yang pernah dipakai seperti kursi ruang tamu, lukisan di dinding, dan lain-lain.

Terakhir kemarin saya melihat sudah ada renovasi bagian depannya. Padahal lokasi dekat dengan pasar bawah, sayang saya tidak sempat turun.

Mempunyai orang tua yang asli Bukit Tinggi tidak menjamin bisa wisata dengan leluasa. Bahkan karena orang asli sana, pulang kampung malah bisa saja tidak kemana-mana. Berada di kampung halaman, banyak merasa sungkannya bila tidak mengunjungi orang. Apalagi bila tidak pintar membagi waktu, malah seharian bisa habis hanya silaturahmi.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *