hutan papua
|

Yuk Jaga Hutan Untuk Kelestarian Hutan Indonesia

Ancaman kehilangan hutan terbesar saat ini adalah pertambangan dan perkebunan. Semakin banyak hutan yang beralih fungsi, membuat hutan Indonesia terancam.

Mobil melaju dengan kecepatan normal, saat saya mengunjungi Jambi pada tahun 2014, menghadiri pernikahan sepupu di Muaro Bungo. Sepanjang jalan dari Bandara setelah keluar dari kota Jambi,  sampai ke rumah calon besan, kanan kiri perkebunan kelapa sawit.

Setelah jauh berjalan, perkebunan kelapa sawit berganti menjadi karet. Kecewa. Harapan melihat beberapa fauna di pinggir jalan, lenyap. Nyatanya hanya terlihat kebun sepanjang mata memandang.

“Di sini sebagian besar penduduk bertanam kelapa sawit dan karet,” jelas calon besan sepupu. Mereka mempunyai kebun kelapa sawit dan juga toko emas.

Kehidupan masyarakatnya terbilang agak makmur, rata-rata semua keluarga mempunyai minimal satu sepeda motor sebagai alat transportasi. Bahkan calon besan sepupu luas tanah rumahnya 1(satu) hektar. Saya sampai terkagum melihat betapa luas tanah rumahnya.

Mengubah alih fungsi hutan memberikan dampak perbaikan ekonomi dengan cepat pada masyarakat, tapi berdampak pula pada terancamnya keberlangsungan keanekaragaman hayati di hutan.

Walaupun tidak semua perkebunan kelapa sawit dan karet ditanam di atas lahan bekas hutan. Namun dulu era 2000-an, masih banyak perusahaan kelapa sawit yang membuka lahan di hutan, selain di tanah warga dan tanah adat.

Saat saya bekerja di perusahaan kelapa sawit pada tahun 2005 di Jakarta, kerap terjadi fauna menyasar ke perkebunan kelapa sawit.

“Gajah, monyet bahkan harimau, terluka bahkan mati terkena jebakan di pinggir perkebunan. Itu sudah resiko, karena perkebunan dulu merupakan hutan rumah mereka,” kata rekan kerja, yang kerap bolak-balik ke kebun kelapa sawit.

Belum lagi surat-surat protes yang dikirimkan ke kantor, mengenai hutan lindung yang dirubah menjadi perkebunan. Semakin membuat saya sedih. Kita bukan Jaga Hutan, tapi malah merusak hutan.

Untuk menebus rasa bersalah, saya memutuskan menjadi donatur tetap salah satu organisasi pelindung hewan di hutan. Dan tidak sampai satu tahun lalu memantapkan diri keluar kerja.

Aksi Nyata ‘Adopsi Hutan’

Tidak ada yang bisa berjalan sendiri saat ini dalam menjaga kelestarian hutan. Diperlukan dukungan dari berbagai pihak, yang tidak hanya sekedar ucapan belaka.

Seperti para komunitas penjaga hutan yang menjaga 10 lokasi hutan, mulai dari Sumatera hingga Nusa Tenggara. Menurut Andre Christian, Ketua Hutan itu Indonesia, para komunitas ini melakukan serangkaian aksi nyata :

  • Melakukan patroli hutan untuk mencegah penebangan liar dan perburuan hewan.
  • Pengembangan masyarakat sekitar hutan, seperti memberikan bekal kemampuan untuk mencari penghidupan yang tidak merusak hutan
  • Mendukung pendidikan dan kesehatan masyarakat sekitar hutan

Namun untuk melaksanakannya, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Diperlukan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, untuk berdonasi.

Melalui program Adopsi Hutan lewat kitabisa.com, kita bisa berkontribusi menjaga kelestarian hutan bersama-sama. Dengan mengikuti tahap berikut :

  1. Klik https://kitabisa.com/campaign/harihutanid
  2. Masukan nominal donasi
  3. Pilih pembayaran bisa lewat e-wallet atau virtual account rekening bank
  4. Transfer
  5. Mendapatkan pemberitahuan diterima donasi lewat email atau sms

adopsi hutan kitabisa

Hutan Kita Juara

Sejak para influencers seperti Daniel Mananta mendukung petisi Hari Hutan Indonesia, yang akhirnya diperingati  setiap tanggal 7 Agustus. Menurut Daniel, sebagai pemilik hutan terbesar ketiga di dunia, warga Indonesia harus mulai mengindentikkan hutan sebagai Indonesia.

Bukankah semua hutan Sumatera, Kalimantan, dan Papua itu bagian dari Indonesia?

“Perayaan Hari Hutan Indonesia tahun 2020 mengangkat tema ‘Hutan Kita Juara’ untuk mengingatkan kita semua bahwa Indonesia adalah bangsa juara, salah satunya karena hutannya yang terluas ketiga di dunia. Agar prestasi ini terus bertahan, perlu ada aksi bersama dari kita semua, sebagai warga negara yang baik, untuk melindungi hutan dan keanekaragaman hayatinya dengan mendukung upaya konservasi yang dilakukan masyarakat dalam menjaga hutan,” ujar Andre Christian, Ketua Hutan itu Indonesia.

Hutan Indonesia
sumber : radarindo

Keanekaragaman Hayati Di Hutan Bukan Sekedar Pohon

Siapapun yang pernah menonton akun youtube Liziqi yang memperlihatkan kesehariannya menjelajah hutan untuk berkreasi pastilah setuju, hutan merupakan tempat yang sangatlah indah.

Gemericik air sungai yang mengalir, alunan bunyi daun berbagai macam aneka tumbuhan, bahkan interaksi beraneka ragam hewan yang hidup dan tumbuh di sana.

Tidak semua orang beruntung bisa tinggal dekat hutan. Mengenal seluk beluk hutan dan bercengkrama dengan flora fauna di dalamnya.

Hutan bukan sekedar pohon yang memberikan pengaruh baik pada iklim. Mengurangi pemanasan global di dunia. Namun banyak pula keanekaragaman hayati yang kita tidak ketahui.

Contoh Keanekaragaman Hayati Di Hutan

Keanekaragaman hayati adalah variasi kehidupan yang ditemukan di suatu tempat di bumi, menurut Encyclopaedia Britannica (2015). Jadi keanekaragaman hayati di hutan hujan tropis Indonesia merupakan keanekaragaman spesies yang hidup dan tumbuh di hutan.

Seperti azola, semacam paku air yang biasa tumbuh di rawa hutan. Setelah mencoba beternak lele, akhirnya saya mengenal azola, salah satu pakan lele. Untuk mengembangbiakannya ternyata azola memerlukan kondisi air yang sama dengan habitat aslinya di hutan liar. Tidak bisa menggunakan sembarang air.

Selain itu banyak fauna yang tidak familiar di telinga yang hanya bisa ditemui di hutan. Seperti katak Sumatera sebesar anak kucing yang pernah ada di dialog film Tintin, entah masih ada atau tidak. Atau kucing hutan yang agak mirip macan, tapi sekarang sudah langka.

anak kucing hutan
Anak kucing hutan sumber : republika/ANTARA

Bisakah semua itu diganti dengan rupiah atau dolar? Saat kita hanya bisa menunjukkan gambar kepada anak-cucu, flora dan fauna yang ada di hutan. Sedangkan flora dan fauna musnah karena hutan beralih fungsi.

Tidakkah kita merasa bertanggung jawab pada kelestarian hutan? Walaupun tinggal di kota yang jauh dari hutan. Tapi hutan milik kita bersama. Dan harus menjadi perhatian bersama pula. Jaga Hutan, bukan hanya menempatkan beban di pundak masyarakat setempat.

Sumber :

  • Daniel Manata Dukung Petisi Hari Hutan Indonesia (https://www.tribunnews.com/seleb)
  • Gotong Royong Rayakan Hari Hutan Indonesia Dengan Adopsi Hutan (https://hutanitu.id)
  • www.mongabay.co.id

 

 

 

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *