|

Mengatasi Gangguan Kecemasan Yang Timbul Selama Pandemi

Cemas. Itu yang kerap saya rasakan setelah mendengar berita tentang Corona. Rasanya saya tidak mau selalu mendengarnya. Yang membuat gejala gangguan kecemasan saya semakin berat.

Duh, ini orang ngapain sih dekat-dekat, rutuk saya dalam hati. Padahal saya sudah mencoba menjauh, malah seorang ibu berusaha berada di samping saya untuk ikutan memilih ikan. Sebal. Padahal saya belum selesai bertransaksi dengan penjual ikan.

Akhirnya saya memutuskan untuk tidak masuk ke dalam pasar. Membayangkan berapa banyak orang yang tadi berdekatan dengan saya. Membuat saya cemas, badan langsung panas dingin, dan kepala pusing. Apa saya sudah terkena Corona?!

Saat Gangguan Kecemasan Menyerang

Dari dulu saya menyadari kalau menderita gangguan kecemasan, tapi karena masih kadar normal, makanya tidak konsultasi ke psikiater. Kadang kecemasan itu melanda, terutama saat jauh dari rumah. Saya kadang merasa ketakutan meninggalkan anak di rumah, walau ada yang menjaga. Takut meninggalkan rumah dengan kompor yang masih menyala. Tidak yakin sudah mengunci pintu bila rumah ditinggalkan dalam keadaan kosong. Serta ketakutan-ketakutan lainnya.

Dan sekarang berbagai berita tentang Corona sangat menganggu. Setelah mengetahui beritanya saya malah menjadi cemas. Berbagai hal buruk membayang di depan mata. Menakutkan. Apalagi jarang ada berita positif tentang Corona, terlalu banyak berita negatifnya. Dari angka penderita yang naik, dan sekarang semakin tidak pedulinya orang-orang dengan Corona.

pusat informasi corona

Bagi orang yang kurang paham gangguan kecemasan biasanya menganggap orang yang mengalaminya itu ‘lebay’ alias berlebihan. Padahal tidak seperti itu juga. Ini seperti alamiah, perasaan yang muncul tanpa bisa dicegah. Bahkan untuk hal-hal kecil pun bisa sangat dicemaskan.

Dan yang paling tidak menyenangkan saat kecemasan itu mengakibatkan gejala fisik. Sehingga membuat saya tersiksa.

  • Badan panas dingin dan berkeringat, ini biasanya respon awal saat merasa cemas.
  • Kepala pusing, biasanya menyerang seluruh bagian kepala atau setengahnya saja seperti orang migren.
  • Mual, terjadi setelah kepala pusing. Bawaannya pengen muntah, mungkin karena saya menderita maag. Sehingga mudah mual kalau banyak pikiran.
  • Sulit konsentrasi bila kecemasan menyerang. Saya menjadi tidak bisa berpikir jernih, dan pekerjaan yang sedang dilakukan menjadi berantakan.
  • Tidak bersemangat dan mudah lelah. Terlalu banyak cemas, jadi tidak pingin melakukan apa-apa, badan tidak bertenaga. Biasanya saya menghabiskan waktu hanya dengan berpikir dan rebahan.

Mengatasi Gejala Gangguan Kecemasan Akibat Corona

Entah sejak kapan saya mengalami kecemasan, mungkin karena inner child yang buruk. Atau ketularan ibu saya yang selalu meng-khawatirkan banyak hal. Sehingga saya tumbuh dengan berbagai kecemasan.

pusat informasi corona

Untungnya masih bisa saya atasi dengan berbagai cara. Saat ini bila saya kadang merasa cemas karena mendengar berita Corona. Karena itu saya melakukan beberapa hal agar mengurangi kecemasan dengan membaca informasi corona. Ada berbagai artikel yang sangat membantu dalam menghadapi pandemi ini.

Berdoa Dan Beribadah Sunah

Pastinya kita semua hanya makhluk Allah, sehingga serahkan saja semua pada Allah. Banyak berdoa minimal istighfar dan membaca doa dijauhkan dari wabah. Dan juga memperbanyak ibadah sunah, sehingga melapangkan pikiran. Sehingga pikiran saya menjadi positif dan tidak membayangkan hal-hal yang menakutkan.

Alhamdulillah ada doa-doa yang bisa kita panjatkan dalam menghadapi wabah di Kumpulan Doa. Dengan membaca doa, insya Allah hati menjadi tenang. Dan berserah diri kepada Allah untuk semua yang terjadi.

Mengatur Jadwal Membaca Berita Corona

Bila kondisi pikiran sedang kurang bagus, saya berusaha menghindari berita tentang Corona. Tapi bila dibutuhkan bisa membaca Pengumuman Pemerintah. Seperti ingin mengetahui seperti apa Ibadah Ramadhan di Tengah Wabah Corona Menurut Kementerian Agama. Sehingga tidak terus-terusan setiap hari mendengar kabar tentang Corona.

Melakukan Donasi

Karena sedekah bisa menjauhkan diri dari kematian jelek, seperti meninggal karena wabah. Jadi setidaknya setelah donasi saya merasa lebih nyaman. Bisa dengan tetangga sekitar, atau lewat lembaga bantuan di Donasi Lawan Corona. Dan ketakutan akan Corona berkurang jauh. Alhamdulillah.

Untuk melakukan donasi ini bisa dengan berbagai cara. Melalui yayasan yang ada di artikel Donasi Melawan Corona atau memberikan donasi pribadi ke tetangga sekitar yang kena dampak corona.

Memahami Cara Pencegahan Corona

Dengan tahu bagaimana caranya mencegah dari corona di Pencegahan Diri & Keluarga. Saya mencoba meminimalisir kemungkinan merasa cemas. Seperti setelah pulang dari pasar mencuci tangan dan muka atau mandi sekalian. Lalu melepaskan baju dan masker, bisa dengan baju dijemur atau langsung dicuci.

jaga jarak di pasar
Pasar Kecil Induk Buah dan Sayur Kramat Jati Jakarta

Di depan rumah pun ditaruh semprotan cairan disenfektan, untuk menyemprot barang-barang dari luar seperti paket dari belanja online. Dengan usaha pencegahan, saya merasa lebih aman.

Berusaha Tetap Bahagia Walau Di Rumah Aja

Menonton film yang menggembirakan seperti kartun dan komedi bersama keluarga. Apalagi kedua anak saya masih kecil, sehingga saya kadang ikutan menonton kartun bersama mereka. Memang konyol sih, tapi film seperti itu membuat saya tertawa dan merasa tenang.

kesibukan di rumah selama pandemi
Kesibukan di rumah selama pandemi

Happy At Home bisa memberikan beberapa saran yang pas supaya kita tetap merasa bahagia. Berkumpul dengan keluarga dan melakukan berbagai hal yang menyenangkan seperti memasak, bercocok tanam dan maskeran hehe..

Selain itu saya juga mengatasi kecemasan dengan menulis. Ya, hobi satu ini sangatlah membantu untuk membuat saya tenang. Alhamdulillah dari menulis, selain mengurangi cemas juga mendapatkan materi. Sekarang juga saya masih aktif menulis, semoga berguna juga bagi yang membaca.

bahagia selama pandemi
Bahagia bersama keluarga tercinta

Berdamai Dengan Corona, Mengurangi Kecemasan

Entahlah kapan Corona ini akan berakhir. Tapi bila saya terus menerus merasa cemas, hidup pasti tidak akan menyenangkan. Dan berakibat mengurangi produktivitas sebagai freelancer, ibu dan juga istri. Sehingga saya memutuskan berdamai dengan Corona.

Hidup bersama Corona memang tidak menyenangkan, dan pastinya memicu banyak kecemasan. Tapi saya yakin tidak sendirian. Masih banyak di luar saya penderita kecemasan, yang juga berjuang agar bisa melalui pandemi ini dengan baik.

#TenanguntukMenang #BerkahNulisdiRumah

Image

 

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *