
“Maunya nonton aja, males baca,” teriak Erin saat saya memintanya membaca buku, saat dia asyik menonton televisi.
Rasanya sedih melihat anak-anak kurang suka berinteraksi dengan buku. Padahal saat kecil, saya senang sekali sama buku. Bisa seharian mengurung diri di kamar buat membaca buku. Dan paling senang ke toko buku, buat melihat-lihat buku terbaru.
Sepertinya Erin memang kurang membaca buku. Saya sebagai ibu, mulai intropeksi diri. Karena kalau dibiarkan, mereka malah akan semakin malas membaca. Dan yang paling menakutkan, anak menjadi candu menonton, tanpa mau membaca atau menulis.
Seperti presiden ketiga Indonesia, almarhum BJ. Habibie, yang sangat suka membaca, bahkan menghabiskan waktu 7,5 jam sehari untuk membaca. Dan buku pertama yang didapat dari ayahnya berjudul Mengelilingi Dunia Dalam 80 Hari, karya Jules Verne.
“Sejak kecil saya selalu banyak bertanya, lalu suatu hari ayah saya membelikan saya sebuah buku karya Jules Verne ini dalam Bahasa Belanda.” (BJ. Habibie)
Membudayakan Literasi Pada Anak
Dari membaca memang anak bisa belajar banyak hal. Pepatah mengatakan : Buku Itu Jendela Dunia. Nah dengan membaca, anak mengetahui banyak hal yang belum mereka temui dan berpikir. Walaupun hanya buku anak-anak misalnya, tapi mengajarkan banyak hal positif pada anak. Apalagi sekarang tema-tema buku anak beragam, bagus menanamkan nilai-nilai positif sejak dini.
Dengan anak biasa membaca, bisa diarahkan untuk mencoba menulis. Erin dengan gambarnya, belajar menceritakan sesuatu. Walaupun belum bisa menulis, tapi secara cerita sudah menyampaikannya lewat gambar. Tinggal menambahkan kalimat pada gambarnya saja. Bisa dijadikan seperti picture book dengan gaya dia.
Seperti peribahasa ‘Alah bisa karena biasa’ diharapkan anak. Dengan terus mengenalkan dan mengajak anak mencintai literasi, maka literasi akan tertanam pada dirinya.
Enam Jenis Literasi
Berdasarkan literasi dasar, ada enam literasi yang bisa diajarkan pada anak yaitu :
Literasi Baca Tulis
Membaca mengasah karakter anak supaya menjadi kritis. Anak akan terus bertanya dan mencari jawabannya. Tidak hanya membaca buku, ke depannya mereka juga akan mencari referensi dengan artikel-artikel di internet. Anak terbiasa untuk berpikir dan mengolah informasi yang mereka dapatkan.
Selain itu dengan membaca, mereka bisa dipancing untuk menuliskan perasaan atau cerita. Biasanya si kakak baru sebatas menulis dengan menggunakan media gambar. Walaupun belum bisa menuliskan kalimat yang baik, tapi si kakak sudah bisa menceritakan maksud gambar tersebut.

Penting memang membelikan anak buku-buku yang mereka sukai. Karena itu bila sedang ada uang dan dekat dengan toko buku. Saya mempersilahkan mereka untuk memilih buku yang disukai. Dengan begitu akan tertarik untuk membacanya. Biasanya buku yang dipilih, dari karakter kartun yang biasa mereka tonton.
Erin paling suka buku Kuda Poni dan kartun-kartun yang lucu. Sedangkan si adik suka dengan buku mobil dan robot. Sehingga tanpa disuruh mereka akan membaca dengan senang hati.
Pojok Baca Atau Perpustakaan Di Rumah
Setelah buku dibeli, sebaiknya buku-buku itu ditaruh di tempat yang mudah terlihat oleh anak. Bukan hanya ditaruh di lemari. Kerasa sekali, kalau bukunya ditaruh di tempat yang tak terlihat, malah anak-anak menjadi lupa. Bukunya akhirnya tidak tersentuh sama sekali. Kan sayang.
Bila tidak bisa membuat perpustakaan besar, bisa taruh rak di sudut ruangan. Atau taruh buku di tempat-tempat favorit anak, seperti di ruang keluarga dan tempat tidur. Sehingga bisa menimbulkan minat mereka untuk membaca dan menulis.

Taman Bacaan Di Mana-mana
Selain di rumah, tersedianya taman bacaan yang mudah dijangkau anak di lingkungan rumahnya. Seperti RPTRA dan juga masjid, menambah semangat anak untuk membaca. Apalagi seperti RPTRA yang sering dikunjungi keluarga setiap sore dan akhir pekan.
Kalau di dekat rumah, dikelilingi RPTRA yang alhamdulillah ada taman bacaannya yaitu RPTRA Udara Bersih dan RPTRA Gedong. Jadi setiap keluarga dan anak-anak main ke RPTRA bisa sekalian membaca koleksi buku. Selain itu juga ada masjid Fatahillah Bulak Rantai, Kramat Jati yang menyediakan taman bacaan, jadi setelah shalat anak-anak bisa sekalian membaca buku. Apalagi masjid ini berada di dekat SMP 20 dan SMP 49 Jakarta Timur. Sungguh ide yang cemerlang.

Literasi Numerasi
Anak bisa diajarkan berhitung sejak dini. Kalau di rumah, anak-anak biasa diberikan diberikan mainan untuk mulai berhitung. Bisa dengan menggunakan media bola-bola kecil, atau mainan kecil lainnya. Nanti mereka diminta menghitung sendiri, agar bisa terbiasa menghadapi angka.
Saya juga membelikan buku menghitung buat si kakak, sekalian belajar menghitung untuk di sekolah. Kalau si kecil, dengan beraktivitas bersama seperti mencuci ikan, juga bisa sekalian praktek menghitung ikan-ikan yang mau dimasak.
Literasi Sains
Untuk sains, saya biasa mengajak anak untuk jalan-jalan di RPTRA, atau ke tempat wisata lainnya seperti di Taman Mini Indonesia Indah. Dengan masuk ke dalam museum IPTEK, anak-anak bisa belajar banyak tentang sains.
Dulu Erin pernah dibawa kemari, melakukan beberapa permainan yang sesuai dengan usianya yang saat itu baru 2 tahun. Sekarang sepertinya lebih enak bila kemari lagi, dan melakukan permainan sesuai usianya seperti roket air, simulator gempa dan sebagainya.
Literasi Finansial
Erin sudah belajar menabung sejak lebaran kemarin. Dia katanya sangat ingin membeli laptop. Alhamdulillah uang THR lebaran kemarin, sebagian besar dititipkan ke neneknya. Dan uang yang didapat sehari-hari, kadang ditabung oleh dia.

Selain itu dia juga pernah jualan di sekolah, membawa dompet untuk teman-temannya yang dijual harga dua ribu rupiah. Temannya membayar kemudian hari, dan uangnya kembali ditabung Erin. Selain itu dengan memintanya belanja ke warung, sehingga mengerti fungsi uang untuk jual beli.
Literasi Digital
Untuk literasi digital, anak saya ditemani dalam membuka internet. Seperti bulan Oktober ini, si adek mau ulang tahun dan ingin dapat kue ulang tahun dengan karakter mobil. Makanya saya mencarikan artikel tentang cara membuat kue ulang tahun, dan juga membuka videonya. Sehingga mereka semangat membuat kue ulang tahun sendiri.
Literasi Budaya dan Kewargaan
Kadang saya menyebutkan kata dalam bahasa daerah yaitu ‘minang.’ Kata yang mudah-mudah saja agar mudah dipahami. Seperti kata ‘sambuah’ yang artinya banyak, kata ‘pitih’ yang artinya uang. Selain itu juga kalimat-kalimat yang mudah seperti kalau mereka ingin membeli sesuatu. Saya jawab, ‘indak ado pitihnyo’, yang artinya tidak ada uangnya, hehe.. Mereka jadi mengerti sedikit-dikit bahasa Minang.
Untuk di masyarakat, ada RPTRA yang juga mengadakan pelatihan menari atau pencak silat bagi anak-anak. Dalam rangka melestarikan kebudayaan. Alhamdulillah banyak yang ikutan belajar.


Selain itu di daerah rumah saya, untuk pernikahan tetangga yang Betawi. Kerap diadakan dengan adat Betawi. Saat mempelai pria datang dibuka dengan adat Betawi dimana anak-anak ikutan berperan serta seperti tari Ondel-ondel dan Silat Betawi. Dan juga memanggil tamu dengan petasan besar yang dinyalakan.
Literasi Membentuk Karakter Anak
Enam jenis literasi ini diharapkan dapat membentuk karakter kepribadian anak menjadi lebih baik. Karena anak mengenal dunia menjadi lebih luas. Dan dapat berkembang dengan lebih baik, senantiasa berpikir dan mencari solusi.
Pola Bahasa Yang Lebih Baik
Memperkaya kosa kata anak pastinya, karena dengan belajar literasi, mereka akan menemukan banyak kata-kata baru. Perbendaharaan katanya akan semakin luas dan membuat kemampuan berkomunikasinya semakin baik. Menyampaikan maksud hati dengan kalimat yang baik dan sopan.
Mereka mengetahui kata atau kalimat yang lebih tepat dalam menyampaikan sesuatu. Tidak akan bingung dalam menjelaskan sesuatu. Dan ke depannya bisa menjadi ahli pidato atau presenter yang pandai.
Pola Pikir
Dengan terus mengenalkan mereka pada literasi, anak akan belajar berpikir. Seperti bidang sains, yang menghasilkan orang-orang pintar seperti BJ. Habibie. Anak terbiasa bertanya dan selalu bertanya, serta menghasilkan penelitian untuk menjawab keingintahuannya.
Tidak Mudah Termakan Berita Hoax
Karena terbiasa kritis, anak akan selalu mencari tahu kebenaran berita. Tidak menelan berita mentah-mentah begitu saja, tapi mereka selalu mencari sumbernya. Dan juga membuktikan berita itu benar atau salah, terutama untuk hal yang paling dekat dengan mereka.
Kecintaan Pada Tanah Air
Dengan merujuk pada literasi-literasi yang berkaitan dengan kebangsaan, budaya, tanah air. Anak-anak akan mengetahui lebih banyak tentang negeri ini. Kecintaan mereka bisa dipupuk sejak dini dengan literasi. Apalagi negara ini terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Banyak hal yang bisa anak-anak gali tentang Indonesia melalui literasi.
Semoga anak-anak semakin bergairah pada literasi, dan diperlukan peran keluarga dan masyarakat, dalam membudayakan literasi di negeri ini.
Sumber :
- http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/
- berbagai sumber