Mengembangkan Produk Koperasi Dan UMKM Untuk Bersaing Dengan Barang Impor
Punya aplikasi marketplace di smartphone, bikin tergoda untuk belanja. Alasannya karena beli di marketplace harga lebih murah. Walaupun seringnya yang dibeli barang impor, bukan barang UMKM.
Ada bunyi terdengar dari sebuah aplikasi marketplace. Saya segera membuka aplikasi tersebut, dan mendapatkan pesan, kalau sedang ada promo cashback sampai 125 ribu dengan minimum pembelian 150 ribu.
Langsung mikir, kira-kira barang apa yang butuh dibeli. Oh iya, jaket buat si bungsu yang laki-laki. Dengan mencari produk paling murah dan banyak ulasan positif. Saya bisa langsung memesan jaket tersebut. Tanpa mencari tahu, apakah itu jaket impor, atau buatan dalam negeri.
Daftar Isi
Potensi Koperasi Dan UMKM Untuk Berkembang
Sekarang saya belajar berpikir panjang setiap mau belanja di marketplace. Apakah barang ini impor? Ada tidak produk lokalnya? Karena memang di marketplace, kebanyakan dijual barang impor.
Padahal kalau dilihat, pasar Indonesia sangat besar ya. Dengan penduduk Indonesia sebanyak 260 juta jiwa, pastinya potensial banget buat penjualan produk UMKM . Jangan sampai UMKM malah kalah saing di negeri sendiri.
Hal ini sudah dibuktikan oleh Daniel Mananta, mantan VJ MTV, yang berbisnis kaus label DAMN! Sebagai Milennials, yang sejak kecil sudah belajar berdagang. Jatuh bangun Daniel sebagai pebisnis, kini mengantarkan dirinya mempunyai streetwear dengan ciri khas tulisan ‘DAMN! I Love Indonesia.
Streetwear yang digemari anak muda ini, termasuk sukses dan kini sedang berkolaborasi dengan brand F Thing, dalam memasarkan streetwear DAMN! I Love Indonesia.
Tapi kesuksesan Daniel, belum dirasakan oleh semua UMKM. Masih banyak Koperasi dan UMKM, yang masih belum bisa maksimal. Karena terbentur banyak hal seperti SDM dan modal usaha.
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan perkembangan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2-3 Mei 2019 di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, mengadakan rapat koordinasi nasional (Rakornas) untuk mendengarkan berbagai persoalan yang dihadapi daerah.
Nanti hasilnya akan melahirkan regulasi untuk landasan penyelenggaraan pemerintahan bidang koperasi dan UKM lima tahun ke depan.
Dan pada tanggal 21 Mei 2019, Kemenkop mengadakan Konferensi Pers yang membahas tindak lanjut dari hasil Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Koperasi dan UKM 2019 di gedung Kemenkop di Jakarta.
Peningkatan Koperasi, UMKM Dan Kewirausahaan
Dalam hal ini Kemenkop memberikan perhatian penuh kepada para pelaku ekonomi UMKM dan Koperasi, agar berkembang. Dan pastinya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena 99 persen pelaku ekonomi nasional yaitu Koperasi dan UMKM.
Karena itu memang dalam meningkatkan perkembangan Koperasi dan UMKM. Dibutuhkan beberapa hal yang mendukung hal ini, antara lain :
- Produk Kcperasi dan UMKM dikelola berskala industri, sehingga meningkatkan daya saing dengan produk impor
- Perlunya didirikannya SME’s Service Center, sebagai layanan One Stop Service, yang menyajiman informasi, fasilitasi dan advokasi kepada KUKM dan startup yang ingin mengembangkan bisnisnya.
- Mengembangkan sistem informasi KUKM terintegrasi dengan K/L dan daerah antara lain dengan OSS untuk koordinasi kegiatan.
- Dalam hal permodalan, menguatkan kelembagaan pembiayaan Koperasi dan UMKM.
- Meningkatkan produktivitas serta pengembangan produk dan pemasaran KUKM.
- Perlu dilakukannya pemasaran offline dan online. Dimana offline melalui One Stop Shopping di SMESCO, mengadakan event-event provinsi yang mengangkat produk UMKM. Dan secara online melalui marketplace lain selain Belanja.com, seperti Tokopedia, Bukalapak dan Lazada.
Peluang Produk UMKM Bersaing Dengan Produk Impor
Saat ini Indonesia sudah masuk dalam 20 negara ekonomi maju, sehingga menjadi pasar menarik untuk produk impor. Sedangkan 62 juta pelaku usaha di Indonesia yang merupakan Koperasi dan UMKM, belum siap menghadapi serbuan produk dari luar negeri.
Karena itu penting agar pelaku Koperasi dan UMKM dibina agar produknya memiliki standar umum dan kuat bersaing dengan produk luar. Selain itu penting juga mengembangkan KUKM level daerah. Dengan melayani dari sisi permodalan, SDM, promosi dan lain-lain.
Dari Sisi Promosi
Alhamdulillah untuk penjualan online, sekarang sih produk UMKM sudah mulai ada di Shopee, Bukalapak dan e-commerce lain, walaupun baru sekitar kurang lebih 10 persen. Karena itu memang penting sih, berusaha membeli produk lokal dulu. Usahakan tidak tergoda dengan iming-iming harga murah.
Selain itu Indonesia sebagai trendsetter produk fashion Muslim Indonesia. Sekarang kabar baiknya sudah menembus pasar Malaysia dan Singapura baik secara online maupun offline.
Apalagi pasar Tanah Abang, memang dari dulu sudah terkenal sebagai pusat penjualan baju muslim terbesar di Indonesia. Dan kerap didatangi oleh pengusaha baju muslim Malaysia dan Singapura. Dan sekarang juga sudah banyak penjual baju muslim Tanah Abang yang berjualan secara online.
Selain itu untuk offline, One Stop Shopping di SMESCO, bisa menjadi tempat untuk memajang berbagai produk UMKM dari berbagai daerah. Selain itu mengadakan event-event provinsi yang mengangkat produk UMKM.
Dari Sisi Permodalan
KemenkopUKM LPDB telah berkolaborasi dengan sesama lembaga BUMN yang memiliki binaan UKM Mikro sehingga bisa mendapatkan akses pembiayaan yang mudah.
Dalam hal ini Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa diajukan. Dimana penerima KUR merupakan individu atau perseorangan baik sendiri-sendiri maupun Kelompok Usaha atau badan usaha yang melakukan usaha produktif. Calon KUR juga harus mempunyai usaha produktif dan layak yang telah berjalan paling singkat 6 bulan.
Dari Sisi SDM
Sedangkan untuk SDM, maka dirumuskan peta potensi SDM dan pengembangan basis data pelatihan, optimalisasi peran PLUT, serta pengembangan kewirausahaan.
Memang SDM berkualitas sangat diharapkan terutama generasi Millennial yang memiliki jangkauan yang luas dengan kemampuan digitalnya. Seperti Daniel Mananta dengan label DAMN! Dan juga para startup yang bisa memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan bisnisnya.