Lombok Recovery, Dalam Merayakan 25 Tahun Dompet Dhuafa

Menjadi lembaga filantropi Islam di Indonesia selama 25 tahun merupakan perjalanan yang sangat panjang. Dompet Dhuafa bisa dikatakan merupakan pioneer dalam menyalurkan ZISWAF ke masyarakat. Yang kemudian diiikuti oleh berbagai lembaga zakat lainnya. 

Napak Tilas Dompet Dhuafa

Mendengar nama Dompet Dhuafa pastinya akan langsung terlintas lembaga zakat. Apalagi kalau sudah 25 tahun, banyak sekali cerita yang terjalin dalam perjalanan. Ibarat seorang anak manusia, biasanya usia 25 tahun sudah lulus kuliah, kerja dan menikah.

Lalu apa aja sih yang sudah dilakukan selama ini? Jawabannya banyak sekali. Tidak terhitung jumlah orang yang sudah dibantu oleh Dompet Dhuafa melalui program-program kemanusiaan, tidak hanya di Indonesia tapi juga luar negeri sampai Palestina.

Dengan donasi periode pertama Rp. 425.000.- dari donatur, Dompet Dhuafa tumbuh atas kepercayaan masyarakat. Membesar dengan mengemban ZISWAF yang dikembalikan ke masyarakat.

Dan saat ini Dompet Dhuafa sudah terjun dengan berbagai program untuk Lombok, yaitu mulai membangun masjid sementara, sekolah sementara, hospital keliling, dan rumah sementara di kawasan bencana gempa.

Perayaan Milad 25 Tahun Dompet Dhuafa

Sabtu pagi di Tugu Proklamasi sudah ramai dengan kerumunan orang di lapangan. Mereka semua bersenam ria, mengikuti instruksi pelatih senam di panggung. Asyik juga senam dengan menggunakan dua balon panjang yang dipegang kanan dan kiri. Belum pernah nyobain senam seperti ini, seru juga rasanya.

Setelah senam acara dimulai dengan muncul duo MC, yang membuka acara Milad 25 Tahun Dompet Dhuafa, bertajuk LOVER (Lombok Recovery), dalam rangka pemulihan Lombok dari gempa.  Serangkaian acara yang berlangsung seperti :
  • Khitanan massal
  • Nikah massal
  • Donor darah
  • Bazar
  • Penjualan Sayur dan komoditas lainnya
  • Pentas seni
  • Dan lain-lain
Dengan dihadiri berbagai elemen masyarakat, mitra, donatur dan komunitas, acara ini sangat seru dan ramai. Saya sendiri mengikuti donor darah. Dengan mendaftarkan diri ke panitia sebelum zuhur, lalu mendonorkan darah setelah makan siang. Alhamdulillah, tensi sedang normal 110/80 sehingga bisa ikutan, padahal biasanya rendah.

Selain donor darah saya sempat mengintip ke stand nikah massal dan sunatan massal, pesertanya terelihat sumringah dan ceria. Alhamdulillah nih, acara seperti ini memang harus digalakkan supaya semakin banyak orang menikah dan dikhitan, tanpa alasan terbentur biaya.

Lucunya saat iringan nikah massal pakai adat betawi, dimana dua jawara dari pihak laki-laki dan wanita diturunkan untuk bertarung. Di rumah saya yang mayoritas Betawi, selalu ada tradisi begini saat iringan pengantin laki-laki datang ke rumah perempuan. Paling seru sih, pas adu bacot dan adu pantun, kocak abis. 

Pas pagelaran Seni Budaya, anak-anak jalanan menyajikan pagelaran teater. Lalu juga ada pagelaran tarian Saman kalau tidak salah dari Aceh yang membawakan anak-anak kecil juga.

Yang paling seru dari rangkaian acara menurut saya ya hadirnya Dik Doank yang lucu dan juga door prize, waah.. Banyak banget yang dapat, rejeki ya. Apalagi hadiah terbesarnya motor yang dimenangkan oleh seorang Office Boy, rejeki Allah memang tidak dapat disangka ya.

Dan sebelum pulang, saya memborong sayuran dan buah di stand Dompet Dhuafa. Lumayan murah, per plastik cuma Rp. 5.000 seperti sayur kailan. Lalu tomat ceri dan timun jepang cuma Rp. 7.500 per plastik. Selain itu ada paprika hijau, merah dan kuning. Bawang brebes, ini laris banget sama beras putih, merah dan hitam. Hehe.. emak-emak memang tidak sabar lihat sayuran sama beras murah, gatel mau borong.

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *