Minum kopi di cafe itu sudah menjadi kebiasaan bagi warga perkotaan. Apalagi kopi-kopi yang diracik secara modern, sudah menjadi semacam kebutuhan, saat menghadapi hari-hari yang berat, agar kepala terasa lebih ringan. Kalau mau ketemuan pun, sekarang sudah banyak yang janjian untuk ngopi bareng. Kopi menjadi bagian dari minuman wajib setiap hari bagi sebagian besar orang. Buat yang sudah addict dengan kopi pasti memahami kenapa hari terasa hambar tanpa secangkir kopi.
Pasti rata-rata semua pernah menonton film Filosofi Kopi. Sebagai penikmat kopi, jujur film itu touching banget. Membuka wawasan kalau kopi bukan sekedar minuman nikmat penambah semangat. Tapi ada arti lebih dari secangkir kopi yang disajikan. Apalagi sekarang profesi barista sudah menjadi jaminan untuk menyajikan kopi racikan modern, yang pastinya lezat di lidah.
Saya dan Kopi
Kalau saya memang sebagai keturunan orang Bukit Tinggi, yang hawanya sebelas dua belas sama Bandung, minum kopi sudah menjadi kebiasaan para penduduk di sana, pria maupun wanita. Sudah lazim bila setiap pagi ada sebuah gelas besar berisi kopi dengan asap panasnya, di samping pria dan wanita yang duduk di rumah. Bahkan kedai kopi atau yang biasa disebut ‘lapau’ menjadi tempat bagi para pria untuk singgah setiap pagi dan sore hari.
Di rumah, kebiasaan minum kopi dilakukan oleh almarhum ayah dan mama, bahkan saya tertular kebiasaan minum kopi karena mama. Saat mama yang dulunya guru SMAN mau memeriksa ulangan, saya yang ikut membantu suka menyicipi kopi susu, agar tidak mengantuk. Sekeluarga kami menjadi pecinta kopi, dan yang paling sering diminum kopi susu, kecuali almarhum ayah yang masih setia dengan kopi hitam.
Seiring waktu, saya kemudian mulai menyukai kopi instan sachetan dan kopi racikan modern di cafe. Walaupun begitu, saya tetap menyukai kopi asli Sumatera, karena aroma dan rasanya beda. Setiap pulang kampung, pasti deh beli, apalagi cara jualnya unik di pasar. Kopi Sumatra sudah dalam keadaan bubuk di tampah, lalu diliterin setiap ada yang mau beli. Ada juga yang sudah dikasih merek, tapi saya tetap sukanya beli yang diliterin.
Sewaktu pergi ke Jambi, tetap mencari buah tangan kopi. Begitu juga saat ke Bali, tetap beli kopi. Rasanya sayang kalau tidak menikmati kopi nusantara, belum tentu bisa ketemu saat di Jakarta.
Mengenal Jenis-jenis Kopi Nusantara
Setahu saya selama ini ada kopi Sumatera, kopi Bali, kopi Aceh, kopi Sulawesi, kopi Papua, kopi Flores dan kopi Jawa. Memang saya belum pernah mencoba semua jenis kopi Nusantara, karena belum pernah singgah ke Aceh, Sulawesi, Papua dan Flores. Semoga suatu saat bisa mencicipi semua jenis kopi Nusantara.
Di Indonesia memang banyak kebun kopi, yang menghasilkan kopi dengan citarasa sendiri. Tapi dengan cara penyajiannya yang hanya diseduh, sehingga produksi kopi di Indonesia hanya berakhir di kedai kopi dan juga permintaan pabrik kopi, untuk memproduksi kopi bungkus.
Memang untuk membuat kopi Nusantara semakin diminati harus mengikuti zaman. Sangat pesatnya pendirian cafe di kota-kota besar, membuat peluang meningkatnya permintaan kopi semakin besar.
Racikan Modern Kopi Ala Cafe
Dengan semakin banyaknya Barista dan tumbuhnya cafe, trend mengopi yang dulu banyak dilakukan di kedai kopi, rumah makan dan warung tegal bergeser ke cafe. Istilah yang mulai digunakan ‘ngopi cantik’ di kalangan milenial semakin marak. Mengopi di cafe menjadi kebiasaan yang menjadi bagian dari hidup milenial.
Lalu bagaimana dengan kekayaan kopi yang kita miliki? Apakah bisa menangkap peluang dari trend mengopi ala cafe? Apalagi kopi Nusantara mempunyai berbagai jenis kopi dengan berbagai cita rasa dan kenikmatan tersendiri.
Berdirinya Kopi Sugeng Indonesia di Mal Artha Gading lantai 2, memberikan pilihan istimewa dalam meminum kopi di kalangan pecinta kopi. Karena menyajikan berbagai menu racikan modern dengan menggunakan bahan dasar biji kopi langsung dari petani Indonesia. Citarasanya pun sangat enak, karena selain menggunakan kopi unggulan, kopi diolah oleh Barista Profesional.
Nama merupakan doa, dengan menggunakan kata ‘Sugeng’ yang dalam bahasa Jawa artinya selamat, bapak Sugeng dan isterinya ibu Anisa, menempatkan Kopi Sugeng sebagai Jaringan Bisnis Kopi Cepat Saji. Kopi Sugeng bisa diminum di tempat dan bisa dibawa pulang.
Kopi Sugeng, Memajukan Kopi Indonesia
Dengan tujuan mengenalkan dan memajukan kekayaan kopi di Indoensia, kita bisa memesan salah satu menu kopi dengan menggunakan salah satu jenis kopi Nusantara. Seperti saya yang langsung jatuh cinta dengan Avacado Blend, saya bisa meminta Barista menggunakan kopi Sumatera atau kopi lainnya sebagai bahan dasar kopi. Rasanya amazing banget, apalagi segarnya kopi Nusantara bercampur dengan segarnya alpukat. Nyummy membuat mood langsung enak dan segar.
Selain kopi Sumatera, ada juga kopi jenis lain seperti Papua Wamena, Aceh Gayo, Sulawesi dan berbagai kopi lainnya. Dengan tagline ‘Selera Kopi Nusantara’, kita bisa merasakan berbagai rasa jenis kopi dalam satu racikan menu. Saya penasaran sebenarnya mau mencoba berbagai jenis kopi Nusantara, yang diolah menjadi Avacado Blend. Ingin tahu perbedaan rasa dan aromanya.
Alhamdulillah, mas Aji selaku Manajer dari Kopi Sugeng memberikan diskon 50 persen bagi setiap pengunjung sampai hari minggu, tepat seminggu dari hari pembukaan pada tanggal 10 September 2018.
Selain Avocado Blend, ada Caramel Blend, Hazelnut Blend, dan lain-lain. Untuk penyajian secara Hot atau Iced, juga ada Espresso, Long Black, Cafe Latte, Cappucino, dan lain-lain. Harganya juga terjangkau cuma 20 ribu sampai 35 ribu.
Jadi tunggu apalagi? Kita bisa sekalian membantu petani Indoensia dengan mencicipi kopi racikan Kopi Sugeng di Mal Artha Gading. Saatnya mendukung kopi Indonesia agar Go Nasional dan International.
Aku nyobain kopi dari racikan biji kopi Papua Wamena,meskipun tanpa gula tapi rasa pahitnya hampir tak terasa.