Siluman Harimau, Antara Legenda Dan Kenyataan

Percaya dengan legenda rakyat Siluman Harimau? Kalau saya, iya sih soalnya dulu pernah ketemu secara tidak langsung. Tapi terlepas dari ada tidaknya siluman harimau, kita wajib memelihara kelangsungan hidup harimau yang ada di Indonesia, khususnya Sumatera. 

Free stock photo of sunset, animal, zoo, tiger

Pulang kampung ke Bukit Tinggi, Sumatera Barat melalui jalur darat, kerap saya lakukan dulu saat tarif pesawat terbang masih belum terjangkau oleh kantung. Saya ingat selalu menggunakan bus Gumarang dari terminal Rawamangun, yang kemudian akan membawa kami menyeberangi Selat Sunda dengan kapal Ferri. Setelah sampai di pulau Sumatera, jalur darat yang kami lalui itu rumah-rumah penduduk, hutan dan perkebunan. Selama 3 hari 2 malam berada di dalam bus, membuat saya banyak menyaksikan langsung panorama keindahan Sumatera dan keaslian penduduk yang tinggal di sepanjang jalan raya.
Sayangnya entah sejak kapan, saya mulai menyadari ada yang berbeda saat pulang kampung melalui jalur darat. Entah mengapa, perkebunan dan hutan-hutan itu berubah menjadi kebun kelapa sawit. Sepanjang jalan, saya selalu merasa ditemani oleh pohon-pohon sawit yang melambai. Kemanakah hutan dan tanaman kebun selain sawit?
Padahal dulu pulau Sumatera masih perawan dengan berbagai tanamannya yang indah. Berdasarkan cerita yang saya dapatkan dari ibu saya. Sewaktu tahun 80-an, saat pulang kampung, saking perawannya hutan, kadang ada harimau yang duduk di tengah jalan. Namun sekarang sepanjang jalan terasa gersang.
Kadang saya berpikir tentang fauna yang ada di pulau Sumatera khususnya di Sumatera Barat yang terkenal dengan harimau. Di kampung saya Bukit Tinggi, kami harus memanggil harimau dengan sebutan Datuk. Sayang rasanya bila harimau itu punah, dan tidak ada lagi anak-cucu yang bisa melihat harimau.

Di Sumatera Barat, dipercaya turun temurun adanya siluman manusia harimau. Menurut cerita rakyat yang saya dengar, siluman manusia harimau itu berasal dari manusia benaran. Jadi semasa hidupnya, manusia berguru silat harimau, dan setelah meninggal, jasadnya berubah menjadi harimau dan keluar dari dalam kubur.

Saat kecil saya pernah bertemu, tapi tidak sadar itu siluman. Dulu, rumah di kampung tidak punya toilet di dalam rumah. Sehingga kalau mau pup harus di empang di luar rumah. Saat kami diantar oleh seorang kakek ke empang, kakek itu menasihati jangan lihat ke belakang. Karena saya yang masih berumur 5 tahun penasaran, saya melihat ke belakang, ada dua senter besar warna kuning, mengawasi dari kegelapan semak. Saya takut, dan berpaling ke depan lagi. Setelah besar, kalau dipikir dua senter itu mata harimau, kenapa tidak menerkam kami. Berarti benar, dia adalah siluman harimau dari jelmaan nenek moyang dulu.

Sayangnya versi sinetron dan film Siluman Harimau selalu ditonjolkan kekerasan dan perkelahian, tidak pernah dilihat dari sisi lain siluman harimau. Karena mereka dulunya manusia yang pasti punya keluarga, kenangan masa lalu dan sisi humanis lainnya.

Bahkan berita terakhir saya baca, ada harimau yang disangka siluman harimau jasadnya digantung di atas rumah warga. Begitu sadis dan tidak berperikebinatangan. Kenapa cerita rakyat yang dulu diagung-agungkan malah menjadi semacam momok menakutkan. Padahal yang membuat harimau turun gunung, itu karena manusia juga, yang menjadi hutannya sebagai kebun karet dan kelapa sawit.

Terlepas ada tidaknya siluman harimau, tapi kita tetap perlu menjaga dan melestarikan harimau di Indonesia, agar tidak punah. 

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *