|

Public Expose Dompet Dhuafa 2018, 25 Tahun Berkarya

Pernah ingin menjadi pengusaha tapi bingung mau ngapain? Saya pernah dulu, sekitar tahun 2 tahun setelah lulus kuliah. Entah bagaimana caranya saya mengetahui tentang keberadaan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa(IK-DD) yang saat itu berlokasi di Jalan Kecapi, Jagakarsa. IK-DD membuka kelas gratis untuk belajar berbagai ketrampilan, seperti kelas tata busana, otomotif motor, tata boga, dan handphone. Sekarang Institut Kemandirian sudah berlokasi di Karawaci, Tangerang, dengan menggunakan Gedung Wardah yang merupakan wakaf.
Saya mendaftar untuk kelas tata busana, dan mendapatkan pelatihan membuat pola busana, memotong kain, menjahit kain sampai mengobras dengan tutornya ibu Nikmah. Perlengkapan dan peralatan menjahitnya sangat lengkap, IK-DD benar-benar memfasilitasi peserta untuk menguasai skill, yang dibutuhkan dalam bidang usaha atau bekerja. Banyak alumni yang setelah lulus membuka usaha dan bekerja berdasarkan skill yang didapat. Saya sendiri kemudian malah gabung dengan alumni tata boga, dan membentuk catering, yang melayani permintaan makan siang sekolah dan pernikahan.
Selain itu, di dekat rumah saya, di sekitar Kecamatan Kramat Jati sempat berdiri Z-Point, minimarket Dompet Dhuafa, yang juga memberikan kemudahan penjualan kepada para pedagang asongan. Kebetulan saya kenal dengan manajernya, bang Zulfansyah yang juga alumni IKA-DD. Z-Point cukup lama ada, seingat saya bertahun-tahun lamanya. Sayang kemudian tutup, dan baru sekarang saya tahu, ada D’Fresh, minimarket baru Dompet Dhuafa. Salut sama Dompet Dhuafa yang selalu berkembang dan inovatif.
Alhamdulillah, saya termasuk salah satu blogger yang hadir di Public Expose Dompet Dhuafa 2018, pada hari Selasa, 30 Januari 2018 di Gado-gado Boplo, membuat saya merasa seperti bertemu kenalan lama. Rasanya sudah lama sekali tidak datang pada acara Dompet Dhuafa. Dengan salah satu hastag berawal dari zakat, banyak orang tahu Dompet Dhuafa berawal dari Tabloid Republika, tumbuh besar dan kemudian menjadi salah satu Lembaga Zakat Terbesar di Indonesia, yang sekarang ternyata sudah berusia 25 tahun.
Dengan menjalankan konsep Social Enterprise seperti program Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya, menurut Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Bp. drg Imam Rulyawan, Dompet Dhuafa semakin menguatkan potensi lokal. Selain itu juga Dompet Dhuafa mengadakan Gerakan Sejuta Wakif, yaitu gerakan wakaf uang tunai, yang pilihan besaran uang wakaf per bulannya terjangkau bagi umat, 10 ribu rupiah per bulan pun bisa berwakaf. Wah ternyata berwakaf dengan uang tunai murah ya, biasanya kalau mendengar kata wakaf, pasti pikirannya tentang wakaf tanah atau bangunan yang nilainya bisa ratusan juta rupiah.

(Bp. Imam Rullyawan)
Sayangnya pada penjelasan Dompet Dhuafa Social Enterprise oleh Bp. Iwan Ridwan selaku Direktur Dompet Dhuafa Social Enterprise, tentang Milestone Program Dompet Dhuafa, tidak disinggung mengenai keberadaan Z-Point, mungkin karena sudah tutup dan tempatnya dijadikan Migrant Institute. Dompet Dhuafa memang membuat banyak sekali terobosan, untuk selalu memberikan yang terbaik untuk umat.

(Bp. Iwan Ridwan)

Beberapa Milestone Program Dompet Dhuafa:

  • Tahun 1994, Aksi Cepat Tanggap (ACT)
  • Tahun 2001, Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) 
  • Tahun 2005, Institut Kemandirian(IK), Tabung Wakaf Ternak Indonesia(TWI) dan Kampoeng Ternak Nusantara(KTN)
  • Tahun 2009, Zona Madina
  • Tahun 2010, Migrant Institute
  • Tahun 2011, Sekolah SMART Cibinong
  • Tahun 2012, RS Rumah Sehat (RST)
  • Tahun 2015, Kampoeng Wisata Djampang
  • Tahun 2017, De Fresh

Bp. Fadil, Pemdamping Program Dompet Dhuafa di Mojokerto, menyampaikan tentang program Dompet Dhuafa di Mojokerto.  Dompet Dhuafa membangun Green House, mengelola Taman Kelinci,  dan Kebun Petik Strawberry. Semuanya berjalan dengan sukses. bahkan Taman Kelinci dalam sehari bisa dikunjungi oleh 1500 orang. Wow.

(Bp. Fadil)
Selain itu Bp. Mukhlis, Direktur PT. Pachira Group, pengusaha dan pakar agroindustri, menjelaskan lewat kerjasama PT. Karya Masyarakat Mandiri dengan Dompet Dhuafa, pabrik ekstrak buah akan dibangun. Contohnya seperti proses agroindustri nanas yang akan melibatkan petani, dan masyarakat setempat. Dimana nanas segar lalu dikupas, setelah itu nanas dimasukkan ke dalam mesin canggih, berteknologi tinggi dan higienis. Nanas itu menjadi jus konsentrat dan selai nanas. Dalam pemasaran, produk diserap dalam industri berkesinambungan dan menyejahterakan masyarakat setempat.
(Bp. Mukhlis)
Dompet Dhuafa pada usia ke-25 tahun ini terus mengepakkan sayap untuk terus berkontribusi memberikan yang terbaik bagi umat, tidak hanya di Indonesia tapi sampai ke Palestina, Rohingya, Suriah dan tempat-tempat lain di belahan dunia yang membutuhkan bantuan. Dengan ACT, kita bisa melihat spanduk-spanduk untuk menggalang dana bantuan kemanusiaan di luar negeri. Belum lagi dalam bidang kesehatan dengan berbagai rumah sakit berbasis wakaf yang telah dibangun. Sedangkan di bidang retail bisnis, pada tahun 2017, telah dikembangkan unit usaha Daya Mart, dengan konsep 100 persen kepemilikan diarahkan untuk kaum Dhuafa.

Go..go.. Dompet Dhuafa, senang sekali rasanya bisa merasakan euforia perayaan 25 tahun Dompet Dhuafa. Terakhir kali saya menyaksikan penyampaian tentang program-program Dompet Dhuafa, di Jak TV pada bulan Ramadhan tapi lupa tahun berapa. Kalau tidak salah, waktu itu host-nya almarhum Pepeng Soebardi atau yang lebih dikenal sebagai Pepeng Jari-jari.

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *