Gizi Seimbang Pada Anak, Untuk Generasi Emas 2045
Setelah remaja, saya suka sedih kenapa saya yang paling pendek di antara kedua saudara saya. Apa karena gizi makanan saya saat kecil kurang? Atau memang bakatnya pendek, alias stunting? Ihiks, pengennya setelah punya anak, semua anak saya tidak mengalami stunting seperti ibunya. Tapi saya masih ragu, apakah anak saya bisa tinggi nantinya, atau pendek seperti ibunya?
Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan MCN, ahli gizi masyarakat dari IPB, Indonesia merupakan negara kelima di dunia yang menderita kekurangan gizi. Dan ini cukup memprihatinkan karena gizi makanan yang kurang pada anak bisa menyebabkan stunting dan berpengaruh buruk pada kesehatan serta kecerdasan anak. Ya ampun sedihnya.
Kedua anak saya memang kurus tapi alhamdulillah untuk saat ini, tinggi badannya masih normal untuk seusia mereka. Semoga kurus bukan karena kurang asupan, setidaknya saya jadi belajar tentang gizi yang baik buat kedua anak saya. Dan mulai memperhatikan makanan mereka, agar makan teratur dengan makanan bergizi seimbang.
Selain kekurangan asupan, yang perlu diperhatikan juga dalam memberikan makanan kepada anak yaitu jangan sampai kelebihan asupan, karena bisa menyebabkab obesitas dan menimbulkan berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung.
Memang perbedaan ukuran anak desa dan kota besar terlihat mencolok saat ini. Dimana anak desa rata-rata lebih kurus dibandingkan anak kota yang lebih gemuk. Kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang berbeda. Di perkotaan, banyak sekali makanan siap saji yang dapat menyebabkan kegemukan. Dimana makanan ini tinggi kalorinya, tinggi natriun, terlalu manis dan kurang serat. Sedangkan di pedesaan, makanan masih banyak yang dimasak dan disajikan dengan lebih sehat. Seperti keponakan-keponakan saya, ada yang tubuhnya gemuk-gemuk, apalagi yang sedari kecil minum Susu Kental Manis(SKM). Ternyata setelah melihat video yang ditayangkan, SKM itu malah menjadi karamel setelah dibuka kalengnya, hal itu menandakan kalau SKM merupakan gula bukan susu.
Jadi saran Prof. Dr. Dodik, agar gizi makanan anak seimbang pada anak usia 2-5 tahun, tidak stunting dan tidak obesitas, yaitu dengan :
- Makan 3 kali sehari bersama keluarga
- Perbanyak makanan kaya protein(tempe, tahu, telor, susu dan tahu)
- Perbanyak sayur dan buah
- Batasi makanan terlalu asin, manis dan berlemak
- Minum air putih sesuai kebutuhan
- Biasakan bermain bersama keluarga dan melakukan aktivitas fisik
Sedangkan menurut Dr. dr. Rini Sekartini Sp. A. (K), Ketua Umum IDAI, stunting dapat dimulai sejak kehamilan ibu, dimana ibu yang kekurangan gizi saat hamil, akan menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, yang ditandai dengan berat badan janin yang dibawah berat badan normal. Hal ini kemudian akan berdampak ke pertumbuhan otak, pertumbuhan badan dan juga berpotensi penyakit tertentu. Ini saya sesali sekarang, karena anak pertama saya, Erin berpotensi anemia seperti ibunya, karena saat hamil, saya malas mengonsumsi makanan mengandung zat besi.
Dan yang paling menyeramkan ternyata bayi gizi buruk, walaupun survive hidup, tapi kemungkinan pada usia 40 tahun, IQ-nya akan rendah, sehingga mempengaruhi produktivitasnya. Waduh.
Memang kebutuhan gizi bayi sejak kecil harus diperhatikan. Namun saya suka bingung setiap mempunyai bayi, saat mengenalkan MPASI pada umur 6 bln, kadang bayi tidak doyan makan, hal ini menurut ibu Rini, karena rata-rata ibu memberikan MPASI yang tidak ada rasanya, hambar. Padahal sejak dalam kandungan, bayi sudah mengenal rasa makanan dari makanan yang dimakan ibunya. Sehingga sejak diberikan MPASI, ibu bisa memberikan garam dan gula sebagai perasa.
Lalu bagaimana peranan pemerintah dalam mengusahakan tercukupinya gizi seimbang anak Indonesia? Karena biasanya kalau bicara gizi yang baik, biasanya anak dari keluarga kurang mampu, tidak mendapatkan asupan gizi yang baik. Dra. Hj. Siti Masrifah, MA, anggota DPR RI Komisi IX dari Fraksi PKB, menyampaikan total anggaran Kesmas Pagu akhir 2017 adalah Rp. 1.702.182.968.000,- Wow jumlahnya besar ya. Pemerintah memang memberikan perhatian yang besar terkait pangan dan gizi di masyarakat.
Selain itu juga harus diingat makanan yang dimakan itu harus halal dan thoyib. Jadi anak jangan sekedar dikasih makanan, tapi juga diperhatikan faktor lainnya. Kenapa begitu? Karena Islam memang menganjurkan demikian. Sehingga Muslimat NU, bisa menjadi agen perubahan untuk mensosialisasikan makanan halal dan thoyib kepada masyarakat.
Memang benar menurut saya, karena makanan halal dan thoyib itu bisa membentuk perilaku anak di masa akan datang, dari segi intelektual, emosional dan spritual.
Dibahas lebih lanjut oleh ibu Dra. Hj. Nur Hayati Said Agil Siradj MA, Ketua Pengurus Harian Muslimat NU, saya baru tahu ternyata banyak ayat Al Quran yang menyinggung tentang hikmah makanan halal. Bagaimana makanan halal menjadi sangat penting dalam kehidupan, sehingga berulang kali disebutkan dalam Al Baqarah ayat 168, Al Maidah 88, Al Maidah 4, Al An’am 118, Al Anfal 69 dan An Nahl 114. Masya Allah banyak banget ya.
Memang untuk mewujudkan Generasi Emas tahun 2045, benar-benar dibutuhkan makanan yang tidak hanya bergizi seimbang (thoyib) tapi juga halal. Saya mendapatkan banyak pengetahuan di seminar ini. Semoga ke depannya, akan ada lagi seminar-seminar bermanfaat seperti Hari Gizi ini yang diadakan Muslimat NU.
Dampak dari stunting cukup fatal, mempengaruhi masa depan ya kak
Edukasi seperti ini bagus banget ya, jadi banyak tau, terutama soal SKM yang tentunya bukan untuk dikonsumsi sebagai susu.
Gizi seimbang, perlu di perhatikan oleh orang tua. Karena bila tidak, maka perkembangan anak akan terganggu. Iya ga mba Ovi..
Sebagai orangtua kita wajjb ya memperhatikan asupan si kecil. Jangan keliru dengan kandungan nutrisi, bisa obesitas kalau ga kurang gizi
Iya, kasihan anak-anak masa depannya karena stunting
Saya juga baru tahu SKM bukan susu, kasihan anak-anak yang minum, malah jadi obesitas
Bener banget mas, gizi seimbang. Kasihan kalau sampai stunting atau obesitas.
Ibu memang tiangnya keluarga dalam soal makanan. Biar anak dan keluarga tumbuh sehat dan kuat, serta bergizi seimbang
Orang tua memang harus memperhatikan gizi anak, kasihan kelebihan atau kekurangan gizi