|

Simposium Hari Diabetes, Mengenal Lebih Jauh Penyakit Diabetes

Apakah kamu mempunyai salah satu orang tua pengidap diabetes? Atau malah keduanya penderita diabetes. Wah harus hati-hati lho, karena ada kemungkinan kamu menderita diabetes karena faktor genetik. Ini harus diwaspadai, karena diabetes merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita orang saat ini.
Nah, untuk lebih tahu tentang penyakit diabetes. Saya bersama teman-teman blogger menghadiri Simposium Hari Diabetes Sedunia pada hari Rabu, 29 November 2017 di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta dengan tema Women and Diabetes. 

Sebelum acara dimulai, saya berkesempatan untuk mengunjungi stand-stand kesehatan yang ikut meramaikan acara. Salah satu stand yang cukup membuat saya penasaran yaitu stand POSBINDU PTM, yang merupakan stand yang dikelola oleh P2PTM. Stand ini memberikan keterangan mengenai POSBINDU PTM yang kepanjangannya Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular.

Ternyata kita bisa lho mengajukan didirikan POSBINDU PTM di wilayah kita bila belum ada ke Puskesmas setempat. Dan kabar baiknya lagi, kita bisa juga menjadi salah satu relawan POSBINDU PTM. Ibu Uswatun dari Kementerian Kesehatan Direktorat P2PTM, memberikan keterangan dengan senang hati mengenai POSBINDU PTM, saat saya mengunjungi stand tersebut.

Yang menyenangkan di stand ini, bisa cek gula dan kolesterol gratis, mumpung sekalian periksa kesehatan. Ternyata gula darah dan kolesterol saya masih aman, alhamdulillah.

Setelah itu saya mendapatkan kupon di stand POSBINDU PTM, untuk mengunjungi stand berikutnya, melakukan pemeriksaan darah HBA1C. Pemeriksaan darah ini untuk mengetahui apakah ada kecenderungan saya menderita diabetes atau tidak, yang hasilnya akan dikirim lewat email.

Setelah itu saya mengunjungi stand kesehatan mata untuk mengecek gejala katarak pada penderita Diabetes Mellitus, stand Diabetasol, stand catering sehat Gorry dan lain-lain. Tidak lupa saya mencicipi teh yang disajikan di stand Diabetasol dan juga minuman sehat rasa coklat di stand Herbalife. Rasanya enak dan tentu saja sehat. Setelah puas mengunjungi stand, saya masuk ke dalam ruangan karena Simposium akan dimulai.

Simposium dibuka oleh Menteri Kesehatan, ibu Nila F. Moloek, yang meminta masyarakat untuk banyak melakukan aktivitas fisik dan berolahraga serta mengkonsumsi buah dan sayur, dalam rangka mencegah penyakit tidak menular seperti Diabetes Mellitus.

Ibu Nila berharap sebaiknya kedua hal tadi dimulai sejak dini, dari lingkungan keluarga. Dengan GERMAS(Gerakan Masyarakat Sehat) dan adanya POSBINDU yang sedang digalakkan di setiap wilayah, diharapkan Penyakit Tidak Menular dapat ditekan jumlah penderitanya. Saya menjadi malu, kadang kita sendiri sebagai orang tua malas untuk berolahraga dan makan sayur, bagaimana bisa mengajarkan kepada anak untuk hidup sehat?
Selain itu, ibu Nila juga memberikan koreksi dari slogan bapak Presiden Jokowi yaitu, ‘Kerja, kerja, kerja.’ Menurut ibu Nila, selain bekerja kita juga harus beristirahat yang cukup, karena tubuh kita memerlukan istirahat juga. Benar juga sih, saya kalau terus-terusan kerja, kesehatan biasanya drop sehingga menjadi sakit. Jadi penting juga tidur dan istirahat untuk memulihkan stamina.
Diabetes sebagai salah satu penyakit yang banyak diderita orang saat ini, sekitar 10,3 juta orang pada tahun 2017 ini diperkirakan mengidap diabetes. Yang menyeramkan dari penyakit diabetes yaitu diklaim sebagai induk penyakit, seperti :
  • Resiko terkena penyakit kardiovaskuler 2-3 kali
  • Gangguan prevalensi gangguan stadium akhir ginjal yang meningkat 10 kali lipat pada penderita diabetes.
  • Resiko kena TB, 3-4 kali lebih tinggi pada penderita diabetes.

Yang baru saya ketahui ternyata 1 dari 10 wanita itu penderita diabetes dan diabetes menjadi penyebab kematian wanita tertinggi no. 9 di dunia. Bahkan pada tahun 2012, 6 persen orang di Indonesia meninggal karena diabetes. Dan pada tahun 2015, Indonesia menduduki urutan ke-6 dari banyaknya penderita diabetes. Waduh. Selain itu wanita juga beresiko menularkan diabetes pada anaknya. Berarti sebagai seorang ibu, saya merasa wajib terbebas dari diabetes, agar anak-anak saya juga bebas dari diabetes.
Untuk itu Pemerintah, melalui Kemenkes melakukan kebijakan Operasional Indonesia Sehat melalui:
  1. Pendekatan keluarga lewat Puskesmas dan jaringannya seperti POSBINDU (detect, reponse, prevent)
  2. Penguatan institusi pelayanan kesehatan
  3. GERMAS(Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

Selain itu hadir pula Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Ramusen, sebagai negara tetangga yang juga concern dengan fenomena diabetes di Indonesia. Tidak heran saat baru datang, saya melihat ada tim Gegana dan TNI bersiap siaga di seberang Ritz Carlton. Ini merupakan salah satu tindakan pengamanan untuk Mr. Ramussen dan rombongannya.

Di Denmark, penderita diabetes pun merupakan salah satu penderita penyakit terbanyak. Sehingga diadakan MOU di bidang kesehatan antara Indonesia dengan Denmark, karena walaupun berbeda lifestyle antara Indonesia dan Denmark, tapi untuk urusan penyakit diabetes, jumlah penderitanya sama-sama mengkhawatirkan. Selain itu diadakan juga kerjasama di bidang olahraga antara Indonesia dengan Denmark. Menurut Mr. Ramussen, olahraga terutama bersepeda dapat dilakukan untuk memerangi diabetes. 
Di simposium ini, diharapkan Pemerintah, swasta dan pemerintah Denmark bekerjasama memerangi hipertensi dan diabetes, sehingga mewujudkan masyarakat sehat. Senang mendengarnya, karena hidup sehat dan terbebas dari diabetes, merupakan impian semua orang. 
Lalu bagaimana sih caranya menghindari penyakit tidak menular? Ya dimulai dengan perilaku hidup sehat dong. Namun sayang, masyarakat kita masih berperilaku hidup kurang sehat, dengan ada yang kurang melakukan aktivitas fisik, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, masih banyak yang merokok, dan ada yang mengkonsumsi alkohol. Hal ini kemudian mengakibatkan banyaknya penderita penyakit tidak menular di masyarakat, salah satunya diabetes.  
Untuk yang sudah menderita penyakit diabetes, tidak perlu khawatir, sekarang ada cara manajemen untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus, yaitu : 
  • Mulai diet sehat, dengan banyak makan sayur dan buah
  • Melakukan banyak aktivitas fisik dan berolahraga
  • Mendapatkan edukasi mengenai penyakit diabetes
  • Monitoring
  • Bila diperlukan dilakukan penyuntikan insulin secara berkala
Oya, pernah melihat betapa ramainya rumah sakit atau puskesmas dengan orang yang berobat? Saya suka melihat antrian orang berobat atau menunggu obat di rumah sakit Pasar Rebo, saat menemani mama berobat. Sangat banyak jumlahnya, malah ada yang sudah datang dari subuh.

Nah, karena itu mencegah orang-orang sakit dan berobat, muncullah Home Visit, yaitu kunjungan para tenakes ke rumah. Kebetulan rumah saya juga pernah dikunjungi, di sini ditanyakan tentang kondisi kesehatan para anggota keluarga, mengecek kebersihan rumah dan juga memberikan edukasi kesehatan. Alhamdulillah, saya dan anggota keluarga lainnya mendapatkan pencerahan tentang pentingnya hidup sehat. 

Sebenarnya yang saya simpulkan di simposium ini, selain Kemenkes yang khawatir dengan peningkatan penderita diabetes di Indonesia, ada juga BPJS Kesehatan yang sedang menghadapi kendala dalam membiayai Jaringan Kesehatan Nasional(JKN). Kenapa? Karena ternyata biaya yang dikeluarkan untuk penderita diabetes mellitus sangat besar, Sebagai contoh untuk penyakit kronis tahun 2014-2016, penyakit diabetes menempati urutan biaya kedua terbanyak setelah hipertensi.

Sehingga kemudian terdengar wacana BPJS untuk tidak membayar sepenuhnya penyakit-penyakit yang menelan biaya besar, seperti diabetes ini. BPJS merugi karena tidak semua warga mendaftar BPJS, padahal pada prinsipnya orang yang sehat membiayai yang sakit. Bila yang mendaftar BPJS merupakan orang sakit semua, dan banyak yang ikut program Jaringan Kesehatan Nasional (JKN) sedangkan orang sehat tidak ikut BPJS, maka BPJS akan terus merugi, Karena itu di tahun 2019, semua orang wajib mengikuti BPJS. Diharapkan BPJS tidak terus merugi, karena pemerintah sudah timpang dalam mengalokasikan dana untuk diabetes.

Uniknya baru kali ini saya menghadiri acara yang disajikan berbagai menu sayuran seperti salad, gado-gado, karedok, dan lain-lain. Saya lalu memakan sayuran dulu, baru makan nasi dan lauk-pauk, ternyata setelah kenyang makan sayur, kita bisa mengurangi porsi makan nasi dan lauk-pauk, lumayan sekalian belajar makan sehat.

Selain itu pada setiap sesi, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya. Saya sempat bertanya pada salah satu dokter yang menjadi narasumber, mengenai tanaman ciplukan dan sirih merah yang dikonsumsi oleh kedua orang tua saya, “Apakah bisa dijadikan sebagai alternatif untuk pengobatan diabetes?” Karena kalau bisa, berarti kan bisa dijadikan salah satu upaya untuk mengobati penyakit diabetes mellitus tanpa harus berobat. Pak dokter menjawab, “Ciplukan dan sirih merah belum dibuktikan secara uji empiris bisa menyembuhkan diabetes mellitus, karena itu tetap tindakan terbaik untuk menyembuhkan diabetes mellitus dengan berobat secara berkala.” Saya menjadi dapat pengetahuan, karena saya pikir dengan tanaman obat, penyakit Diabetes Mellitus dapat teratasi dengan mudah.

Kemenkes juga menggalakkan tenakes untuk memerangi penyakit tidak menular. Karena itu peran para tenakes juga diharapkan dalam :

  • Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
  • Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
  • Mendorong masyarakat hidup sehat dan sejahtera

Oya untuk menolong penderita diabetes mellitus, puskesmas menjadi tempat paling pertama yang promotif dan preventif. Puskesmas diharapkan bisa melakukan upaya pencegahan terhadap diabetes mellitus dengan :

  • Promosi kesehatan, agar masyarakat gemar hidup sehat
  • Deteksi dini faktor resiko diabetes mellitus
  • Penerimaan dini bagi penderita diabetes mellitus
  • Dan tata laksana dini bagi penderita diabetes mellitus

Dan di Simposium hadir perwakilan dari tiga puskesmas yang mewakili puskesmas terbaik dalam pelayanan mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, yaitu Puskesmas Cengkareng, Puskesmas Pasar Rebo dan Puskesmas Ciracas. Saya kaget, kebetulan rumah saya di Kramat Jati, yang lokasinya dekat dengan Puskesmas Pasar Rebo dan Puskesmas Ciracas. Kapan-kapan semoga bisa berkunjung dan menyaksikan pelayanan kesehatan dari kedua puskesmas tersebut.

Ketiga Puskesmas tersebut memang melakukan inovasi kreatif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Ada dua puskesmas yang mengajarkan senam dengan cara unik, saya lupa puskesmas yang mana yang mengajarkan senam kaki. Sangat bagus untuk ditiru.

Sayang saya tidak sempat mengikuti sesi terakhir karena sudah sore. Semua materi yang disampaikan di Simposium ini sangat bermanfaat, selain menambah ilmu pengetahuan secara pribadi, juga dapat di-share ke orang lain. Diabetes Mellitus serta penyakit tidak menular lainnya, memang dapat dicegah, asalkan kita tahu caranya.

Similar Posts

5 Comments

  1. Wah saya udah beberapa bulan belum cek kolesterol, gula, dan apa itu satu ya, waktu itu sekali 3. Enak dirimu ceknya gratis. Memang ini penting juga sih. Diabetes memang bisa pengaruh keturunan ya, makanya saya mesti jaga banget karena memang ada pembawa diabetes itu. Enak bisa dengar pesan dari Ibu MenKes langsung. Saya pun baru tau ttg sistem BPJS kalau yang sehat subsidi silang ke yang sakit itu.

  2. Iya bisa sekalian dicek semua, hehe..aji mumpung nih, sayang ada fasilitas tdk digunakan.
    Kalau diabetes karena keturunan, memang harus dijaga dan dikontrol gulanya, biar tetap waspada.
    Aku juga baru tahu, pantas BPJS teriak rugi terus, hehe.. karena tidak semua orang pake BPJS.
    Asalkan tetap menjaga pola hidup sehat, insya Allah gulanya terjaga say.

  3. Iya bisa sekalian dicek semua, hehe..aji mumpung nih, sayang ada fasilitas tdk digunakan.
    Kalau diabetes karena keturunan, memang harus dijaga dan dikontrol gulanya, biar tetap waspada.
    Aku juga baru tahu, pantas BPJS teriak rugi terus, hehe.. karena tidak semua orang pake BPJS.
    Asalkan tetap menjaga pola hidup sehat, insya Allah gulanya terjaga say.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *