TupTalk: Tips Jitu Menyehatkan dan Menguatkan Keuangan Keluarga
![]() |
(Dok. Pribadi) |
Banyak para suami suka tidak jujur dengan penghasilannya kepada istri. Sama seperti saya, yang awal-awal menikah, tidak pernah melihat slip gaji suami. Menurut mba Ligwina, hal ini dikarenakan dua hal:
- Laki-laki pada dasarnya merasa berkuasa, sehingga ada rasa ego kalau harus memberi tahu penghasilannya pada istri.
- Laki-laki suka tidak percaya kalau istrinya bisa mengatur keuangan, apalagi istri yang hobi shopping, belum sampai sebulan, uang gajinya bisa habis duluan.
Jadi tahu kan kenapa laki-laki suka kucing-kucingan sama penghasilannya? Masalah uang memang sensitif di keluarga. Kadang sebagai perempuan, kita suka curiga kalau suami nggak jujur sama uang, jangan-jangan uangnya disimpan untuk wanita idaman lain. Waduh.
Untuk bisa me-manage keuangan keluarga dengan baik, maka sisihkan minimum 10 persen dari penghasilan untuk menabung, lalu bayar cicilan hutang 30 persen dari penghasilan. Bila mempunyai hutang kartu kredit 10 juta, dan mempunyai saldo tabungan 10 juta. Lebih baik tabungan diambil dan hutang kartu kredit dilunasi, karena bunga kartu kredit lebih besar daripada bunga tabungan. Setelah hutang kartu kredit lunas, baru kita bisa menabung.
Lalu bagaimana dengan yang suaminya atau istrinya yang pekerjaannya freelance? Tidak bisa memastikan berapa penghasilan dalam sebulan. Menurut mba Ligwina, berarti harus dikunci pada pengeluarannya. Bila pengeluaran sebulan 5 juta rupiah, dan penghasilan bulan ini 8 juta rupiah, maka kelebihan 3 juta-nya ditabung untuk dana cadangan. Freelancer kan tidak selalu mendapatkan uang yang pasti nominalnya setiap bulan, maka dana cadangan bisa digunakan, bila sewaktu-waktu penghasilan lebih kecil dari pengeluaran.
Selain itu untuk ada lima kategori yang dapat kita lakukan untuk check-up pada pengeluaran bulanan :
- Menabung
- Cicilan hutang
- Pengeluaran rutin
- Lifestyle
- Pengeluaran sosial
Intinya pada penghasilan, lima hal di atas harus menjadi patokan dalam pengeluaran sebulan, sehingga keuangan bisa ter-manage dengan baik. Mba Ligwina menyarankan sebaiknya jangan mempunyai satu rekening. Agar pos-pos pengeluaran terkontrol, ada baiknya mempunyai banyak rekening untuk setiap pos pengeluaran seperti rekening shopping, rekening belanja bulanan, rekening jalan-jalan, dan sebagainya. Sehingga bila rekening shopping sedang tidak ada uangnya, maka mau tidak mau biarpun sedang musim obral, kita tidak dapat belanja. Nah lhooo… gigit jari deh, bagi yang hobi shopping.
Mba Ligwina menambahkan ada dua level dalam meningkatkan keuangan :
- Level mengumpulkan, yang dilakukan dengan cara menabung, reksadana, deposito, dan sebagainya
- Level menghasilkan, yang dilakukan dengan cara memulai bisnis, membeli properti, membeli surat berharga, dan sebagainya
Pada saat ini, orang banyak berlomba membeli properti, tapi sebelum membeli ada beberapa hal yang harus ditanyakan pada diri sendiri :
- Apakah punya kemampuan untuk membayar DP?
- Apakah mampu membayar cicilan?
- Apa tujuan membeli properti?
Kadang orang tergiur untuk membeli properti tapi uang buat bayar DP nggak ada. Atau bisa bayar DP, tapi nggak sanggup menyicil. Ada juga yang sanggup bayar DP, sanggup nyicil tapi bingung propertinya digunakan untuk apa. Bila properti akan disewakan, maka biaya sewanya sekitar 5-12 persen per tahun dari harga properti sehingga bisa menguntungkan.
Jangan sampai terjebak dengan ‘Properti Bubble’ yaitu dimana harga properti lebih mahal daripada harga sesungguhnya. Contohnya kita membeli properti dengan harga 1 milyar, tapi ternyata biaya sewa di tempat itu per tahun hanya 20 juta, sedangkan bila kita memasang harga sewa per tahun 5 persen dari harga properti seharusnya sewanya 50 juta setahun. Wow.
Sekarang pertanyaannya gimana kalau yang bekerja hanya suami, sedangkan istrinya hanya mom stay at home, seperti saya? Bagaimana bisa menabung, beli properti dan lain-lain kalau penghasilannya hanya berharap dari suami? Boro-boro buat beli surat berharga, kadang beli bedak dan lipstick, saja agak susah kalau cuma berharap dari uang belanja, hehe..
Menurut saya, solusinya doa dan ikhtiar. Sebagai istri kita mendoakan suami agar rejeki kita dan anak-anak bisa didapat dari suami. Selain itu juga kita harus ikhtiar, sebagai mom stay at home, kita bisa mencari rejeki sambil mengasuh anak-anak. Apalagi sekarang ada media sosial, market place (tokopedia, bukalapak, dan lain-lain) dan ojek online. Jualan apapun terasa lebih mudah promosi dan delivery-nya. Atau bisa juga membawa dagangan sambil mengantar dan menjemput anak-anak sekolah.
Ide bisnis yang bisa ditekuni mom stay at home pun beragam, dari jual kue dan makanan, jual baju, jual jilbab dan lain-lain. Seperti dari hobi memasak kue, mom stay at home bisa menawarkan pesanan kue ke orang tua murid di sekolah atau lingkungan sekitar. Jangan merasa malu, karena sekarang zamannya ibu-ibu hobi bisnis, bukan cuma shopping doang. Nggak salah kalau ibu-ibu sekarang dapat julukan The Power of Emak-emak.
![]() |
(Dok. Pribadi) |
Mba Ligwina juga memberikan saran, “Bila merasa tidak ada ide bisnis yang sesuai, kita bisa jualan Tupperware yang sudah terkenal di mana-mana.” Cuma dengan modal kecil bisa menjadi pengusaha Tupperware. Untuk tahu cara mendaftar Tupperware dan informasi seputar Tupperware, silahkan klik websitenya. Bagaimana cara jualannya? Gampang banget. Kita bisa mengadakan demo masak dengan menggunakan produk Tupperware. Misalkan kita mau memperkenalkan Tupperware Speedy Chef, kita bisa melakukan demo masak di arisan-arisan seperti demo masak pancake yang diperagakan oleh ibu-ibu dari Tupperware menggunakan Tupperware Speedy Chef, sebagai pengganti mixer.
![]() |
(Dok. Pribadi |
Jadi biarpun cuma berada di rumah, kita bisa tetap membantu perekonomian keluarga sambil mengasuh anak. Selain itu, mom stay at home juga bisa berkontribusi dalam menyehatkan dan menguatkan keuangan keluarga. Syukur-syukur bisnis yang dimulai dari rumah bisa membesar dan menjadi bisnis yang mapan. Amin.
.
Mantab Bun Sharing ya ,nambah pengetahuan kita sebagai IRT.
Waduuh jangan sampe ya suami kucing-kucingan masalah keuangan sm istri. Bahaya itu…
Hidup the power of emak-emaks,betul memang sebagai ibu kita harus pintar2 dalam memanaje dalam keuangan rumah tangga
Hidup the power of emak-emaks,betul memang sebagai ibu kita harus pintar2 dalam memanaje dalam keuangan rumah tangga
Kalo udah pegang kartu kredit memang harus hati2 soalnya mau bayar apa2 tinggal gesek.
Kartu kredit memang menjebak bgt. Enak sih makainya tp kerasa bgt pas byrnya. Sbnrnya kartu kredit itu spt kita berhutang saja. Berani ngutang ya hrs berani lunasin wkwkwk
Saya salah satu org yang beruntung karna tidak mengenal yg namanya kartu kredit
Dulu waktu aku masih kerja, aku bisa memanage keuanganku sendiri mba, tp sekarang setelah berumah tangga. Sulit sekali mengaturnya, karena ssring ada keperluan tak terduga. Tapi terimakasih tipsnya dlm mengatur keungan ini ya mba.
Alhamdulillah sejauh ini ga kucing-kucingan sama suami perihal Penghasilan. Tapiii ya memang harus mulai pintar ngatur keuangan. Banyak kebutuhan ini itu, apalagi udah ada si kecil.
Ini tipsnya saya simpan yak. Hehe
tips-tips bermanfaat jadi bisa diterapkan, biar bisa mengatur uang dengan baik
Wuuah lengkap sekali bahasannya. Memang kartu kredit itu harusnya ga bolrh dianggap sebagai uang tambahan, tapi harus dimanfaatkan dg bijak. Papaku punya CC cuma agar tiba2 harus berurusan dg RS, gampang check in, ga kepentok masalah dana
Sama-sama bun, saya juga belajar lagi
Hahaha, bener banget, kalau ketahuan bs berantem
Setujuu, the power of emak, hehe
Godaannya berat ya bun
Iya bun, hihi, jangan cuma berani gesek
Bersyukurlah bun, spt.jebakan macan kartu kredit itu
Sama bun, di rumah memang banyak pengeluaran yaaa
Alhamdulillah, semoga bisa bermanfaat ya bun
Iya bun, insya Allah ya
Kartu kredit memang bisa buat jaminan, asal tidak tergoda untuk belanja
Kartu kredit memang bisa buat jaminan, asal tidak tergoda untuk belanja
Iya bun, insya Allah ya
Alhamdulillah, semoga bisa bermanfaat ya bun