Ternyata ‘Make Your Own Pen Toppers’, Bukan Mainan Biasa. Masa Sih?!

Sewaktu mendapatkan mainan Make Your Own Pen Toppers, anak saya Erin(4 thn) senang sekali. Kemasannya memang sangat menarik, Moms, karena gambar mainannya lucu dan colourfull, gemes lihatnya. Pas saya minta foto sama Make Your Own Toppers, Erin langsung pasang aksi senyum. Smileeee….

Nah, Erin penasaran banget sama isi kemasannya dan minta dibukakan. Jujur Moms, saat saya membuka kemasan mainan Make Your Own Pen Toppers, saya sempat kaget. Ternyata bagian-bagian mainan Make Your Own Pen Toppers banyak yang kecil-kecil. Banyak printilan untuk hidung, mata, sayap, dan lain-lain. Pantesan tidak disarankan untuk anak umur 3 tahun. Ini sih bakal hilang sama Erin kalau tidak diawasi dengan cermat. Erin santai saja memegang bagian-bagian yang kecil itu, sedangkan ibunya mengawasi dengan stress. “Aduh Erin, sudah jangan dipegang-pegang  dulu mainannya, nanti pada hilang,” begitu kata saya. 
Karena khawatir nanti saya tidak bisa menyimpan mainan dengan baik, saya mau segera membuat mainan Make Your Own Pen Toppers dengan Erin, Moms. Tapi sayangnya harus memakai lem segala, sedangkan stok lem di rumah sedang habis. Ditambah pensil yang harus dibeli, sebagai pelengkap mainan yang juga tidak ada. Akhirnya dengan segala bujuk rayu sama Erin, mainan bisa diamankan, sampai lem dan pensil dibeli. Fiuhhh… Syukurlah.
Setelah membeli lem dan dua buah pensil, saya mengajak Erin memainkan Make Your Own Pens. Ingat ya Moms, sebelum dimainkan penting banget untuk membaca kertas petunjuknya. Dan mempelajari bagian-bagian kecil yang merupakan hidung, mulut, dll. Sambil tentunya diperkenalkan kepada Erin bagian tersebut, agar dia menjaga bagian mainan dengan baik, tidak dipegang sembarangan, karena resiko hilang. “Ohhhh…” kata Erin manggut-manggut sambil memegang kertas petunjuknya, setelah saya mendengarkan penjelasan saya. Hihi… ngeliat Erin sok mengerti begitu, saya menahan ketawa. 
          

           

Oya Moms, jangan lupa, sediakan wadah untuk menaruh semua bagian mainan make Your Own Pens tersebut. Saya menggunakan piring plastik untuk wadahnya. Biar lebih terang cahayanya, karena harus menjahit mainan dan bikinnya semangat, kami mengerjakannya di halaman, Moms. Ternyata Make Your Own Pens Toppers ini sangat detil dalam memberikan peralatan untuk menjahit, selain benang wol, ada juga jarumnya yang terbuat dari plastik. 
Saat mau mulai menjahit, saya membuat simpul mati di ujung benang dan mengajarkan Erin untuk mulai menjahit. Ini jadi kenangan bagi saya, Moms, dulu semasa SD setiap liburan sekolah, ibu pasti meminta saya dan kakak saya untuk menjahit kristik taplak meja, untuk dijahitkan motif bunga. Nah, Erin lumayan senang sekali saat menjahit, sewaktu saya berikan bantuan bagaimana cara memasukkan benangnya. Dia bilang,” Ih ibu, udah aku aja!” Hehe.. semangat benar.

Untuk Erin yang suka nonton youtube dari handphone dan ipad, walau tidak termasuk golongan candu, menjahit memberikan pengalaman beda. Kedua tangannya harus bekerja keras dalam menjahit, dibalikan kesana kemari, beda sama main gadget yang yang tangannya hanya memegang handphone, nah kalau menjahit tangannya harus bekerja keras dalam memasukkan benang. Beberapa kali benang kusut karena salah memasukkan, Erin juga beberapa kali ngambek, dan bilang, “Udah ibu aja! Aku capek,” katanya sambil menyerahkan bagian tubuh yang sedang dijahit kepada saya. Moms, saya ingin Erin belajar mandiri, sehingga saya membujuknya terus, alhamdulillah Erin mau lagi mengerjakan. Namanya juga balita, masih harus diarahin ya Moms.
Sewaktu melihat ekspresi serius Erin dan kedua tangannya yang bekerja keras memasukkan benang, saya sadar mainan ini bagus sekali, untuk mengajarkan motorik halus anak. Dulu saat saya masih mengajar di TK, anak-anak memang diajarkan menjahit dengan memasukkan tali koor ke lubang gambar kelinci, gajah dan lain-lain. Dengan tujuan melatih tangannya agar mudah menggunakan pensil atau pulpen. Ditambah lagi menempel bagian muka seperti mata, yang memerlukan kehati-hatian agar posisinya pas, Erin jadi belajar banyak dengan mainan Make Your Own Pen Toppers.

Menurut saya Moms, sekarang jarang ada mainan anak yang benar-benar membutuhkan ketrampilan tangan dan konsentrasi seperti ini. Anak sudah biasa disajikan mainan instan dan mudah, seperti main masak-masakan, boneka, dll, yang hanya dipegang. Dengan menjahit mainan ini, Erin mendapatkan mainan yang membutuhkan konsentrasi untuk melatih otaknya. Belum lagi Erin juga belajar kesabaran dalam membuatnya, bagus untuk perkembangan emosinya di masa mendatang. Saya merasa bersalah, sebaiknya mainan seperti ini diperbanyak, agar anak juga belajar praktek mencintai mainan yang dibikinnya.
Biasanya anak akan lebih menyukai mainan yang dibuat dari dasar oleh dirinya, karena menimbulkan kebanggaan dibandingkan mendapatkan mainan langsung jadi. Belum lagi mainan Make Your Own Pen Toppers ini bisa dikatakan kompleks. Selain membutuhkan koordinasi tangan yang bagus, aneka macam warna juga membuat mata anak tertarik. Belum lagi,  secara uraian, benang wolnya juga anti kusut, gampang dibenarin, tidak seperti benang wol saya dulu, yang kalau sudah kusut sudah stress mengurainya. 
Tapi ingat lho Moms, saat mengerjakan mainan ini sama anak, Moms harus dalam kondisi fresh, karena bisa kesal lihat anaknya salah jahit mulu. Anak Moms, juga dikondisikan senang. Kalau masih tantrum kayak Erin, bisa-bisa dia kesal lalu mainannya dilemparin kemana-mana. Aduh bahaya, kan bagian mainan itu kecil-kecil, nanti hilang. 
Untuk menjahit, Erin ingin melakukan sendiri, “Ih ibu, aku aja! Protes Erin. Padahal saya hanya membantu mengajarkan, membetulkan jahitan yang salah dan mematikan benang. Tapi tetap dia gregetan mau melakukan semuanya sendiri, hahaha… segitu semangatnya. Untuk menempelkan dia sudah bisa, walau agak miring-miring. Tuh lihat jahitannya, ada yang nggak match sama gambar, ditambah warnanya juga suka-suka Erin, hehe. Karena saya memang menginginkan Erin berkreasi sendiri, jadi ya suka-suka dia. Selesai deh, burung hantunya

Karena mainannya ada dua, dia bilang, “Ini buat dedek, aku yang burung hantu.” Sudah lagi mainannya ada dua buah yaitu burung hantu berwarna pink dan kelinci abu-abu, jadi bisa dibagi ke adiknya. Sehingga mereka tidak rebutan mainan. Coba kalau isinya cuma satu, pasti deh, mainannya dimainkan sendiri. Biasanya jangankan adiknya memegang mainan, mendekati mainan saja, Erin sudah marah sama adiknya, karena takut diambil mainannya. Hehe.. Sayang, karena membuat mainan setelah pulang sekolah, dia protes capek, sehingga mainan satu lagi dikerjakan esok hari. 

Make Your Own Pen Toppers ini memang memancing anak untuk kreatif, dengan membuat sendiri mainan. Selain untuk ditaruh di atas pensil juga bisa digunakan sebagai boneka jari, buat main drama-dramaan. “Halo apa kabar? Namaku Cleo. Nama kamu siapa?” Saya menggunakan suara lucu untuk pura-pura menjadi suara mainan. Erin langsung ketawa, “Eyin,” katanya dengan suara cadel. 
Nah, tulisan junior artist di kemasan Make Your Own Toppers itu pas banget lhooo.. maksudnya anak-anak yang membuatnya sama seperti seniman kecil, karena mereka membuat prakarya sendiri. Menurut saya, mainan ini keren banget, karena ada petunjuk cara memainkannya di kertas dalam kemasan, sehingga kita bisa mudah mengikuti instruksinya. 
Jadi kalau untuk anak seperti Erin, mendingan mainannya di-keep dulu, trus bantu anak membaca instruksinya terlebih dahulu. Nah, karena bahasa Inggris kita bisa memberikan instruksi dengan bahasa inggris, sehingga sekalian anak belajar bahasa inggris. Setelah semuanya dibaca dan dijelaskan ke anak, baru deh dipilah-pilah. Kasih tahu mana hidung, mata, dll. Baru mulai untuk menjahitnya.
Mainan ini asli keren, karena benar-benar memancing kreativitas anak. Selama ini kan anak selalu disajikan dengan mainan instan, kalau mereka bisa bikin sendiri, kenapa tidak? Karena mereka akan lebih menghargai mainan  dan merasa puas. Sudah lagi memupuk rasa percaya diri anak, dengan memamerkan mainan buatan mereka sendiri ke orang-orang. Beda, kalau mainannya sudah langsung jadi, rasa memilikinya kurang. Ditambah lagi, Erin bisa memberikan salah satu mainan kepada adik atau ayahnya, untuk mengajarkan rasa berbagi. Puas banget sama mainan ini. 
Kalau boleh kasih skor 1-5 ,saya akan memberikan skor 5. Beda sama mainan lain, dan sangat recomended untuk diberikan kepada anak. Dan bagi Moms, yang bekerja di luar, Make Your Own Toppers ini cocok banget buat quality time bersama anak. Membuat anak senang bukan harus ke Mall dan makan di luar kan Moms? Memainkan Make Your Own Toppers ini merupakan salah satu pilihan terbaik, menghabiskan waktu dengan anak. Iya kan? Tunggu apalagi, buktikan deh, dengan langsung membeli Make  Your Own Pen Toppers. Pasti suka banget!
Setelah membeli lem dan dua buah pensil, saya mengajak Erin memainkan Make Your Own Pens. Ingat ya Moms, sebelum dimainkan penting banget untuk membaca kertas petunjuknya. Dan mempelajari bagian-bagian kecil yang merupakan hidung, mulut, dll. Sambil tentunya diperkenalkan kepada Erin bagian tersebut, agar dia menjaga bagian mainan dengan baik, tidak dipegang sembarangan, karena resiko hilang. “Ohhhh…” kata Erin manggut-manggut sambil memegang kertas petunjuknya, setelah saya mendengarkan penjelasan saya. Hihi… ngeliat Erin sok mengerti begitu, saya menahan ketawa. 
          

           

Oya Moms, jangan lupa, sediakan wadah untuk menaruh semua bagian mainan make Your Own Pens tersebut. Saya menggunakan piring plastik untuk wadahnya. Biar lebih terang cahayanya, karena harus menjahit mainan dan bikinnya semangat, kami mengerjakannya di halaman, Moms. Ternyata Make Your Own Pens Toppers ini sangat detil dalam memberikan peralatan untuk menjahit, selain benang wol, ada juga jarumnya yang terbuat dari plastik. 
Saat mau mulai menjahit, saya membuat simpul mati di ujung benang dan mengajarkan Erin untuk mulai menjahit. Ini jadi kenangan bagi saya, Moms, dulu semasa SD setiap liburan sekolah, ibu pasti meminta saya dan kakak saya untuk menjahit kristik taplak meja, untuk dijahitkan motif bunga. Nah, Erin lumayan senang sekali saat menjahit, sewaktu saya berikan bantuan bagaimana cara memasukkan benangnya. Dia bilang,” Ih ibu, udah aku aja!” Hehe.. semangat benar.

Untuk Erin yang suka nonton youtube dari handphone dan ipad, walau tidak termasuk golongan candu, menjahit memberikan pengalaman beda. Kedua tangannya harus bekerja keras dalam menjahit, dibalikan kesana kemari, beda sama main gadget yang yang tangannya hanya memegang handphone, nah kalau menjahit tangannya harus bekerja keras dalam memasukkan benang. Beberapa kali benang kusut karena salah memasukkan, Erin juga beberapa kali ngambek, dan bilang, “Udah ibu aja! Aku capek,” katanya sambil menyerahkan bagian tubuh yang sedang dijahit kepada saya. Moms, saya ingin Erin belajar mandiri, sehingga saya membujuknya terus, alhamdulillah Erin mau lagi mengerjakan. Namanya juga balita, masih harus diarahin ya Moms.
Sewaktu melihat ekspresi serius Erin dan kedua tangannya yang bekerja keras memasukkan benang, saya sadar mainan ini bagus sekali, untuk mengajarkan motorik halus anak. Dulu saat saya masih mengajar di TK, anak-anak memang diajarkan menjahit dengan memasukkan tali koor ke lubang gambar kelinci, gajah dan lain-lain. Dengan tujuan melatih tangannya agar mudah menggunakan pensil atau pulpen. Ditambah lagi menempel bagian muka seperti mata, yang memerlukan kehati-hatian agar posisinya pas, Erin jadi belajar banyak dengan mainan Make Your Own Pen Toppers.

Menurut saya Moms, sekarang jarang ada mainan anak yang benar-benar membutuhkan ketrampilan tangan dan konsentrasi seperti ini. Anak sudah biasa disajikan mainan instan dan mudah, seperti main masak-masakan, boneka, dll, yang hanya dipegang. Dengan menjahit mainan ini, Erin mendapatkan mainan yang membutuhkan konsentrasi untuk melatih otaknya. Belum lagi Erin juga belajar kesabaran dalam membuatnya, bagus untuk perkembangan emosinya di masa mendatang. Saya merasa bersalah, sebaiknya mainan seperti ini diperbanyak, agar anak juga belajar praktek mencintai mainan yang dibikinnya.
Biasanya anak akan lebih menyukai mainan yang dibuat dari dasar oleh dirinya, karena menimbulkan kebanggaan dibandingkan mendapatkan mainan langsung jadi. Belum lagi mainan Make Your Own Pen Toppers ini bisa dikatakan kompleks. Selain membutuhkan koordinasi tangan yang bagus, aneka macam warna juga membuat mata anak tertarik. Belum lagi,  secara uraian, benang wolnya juga anti kusut, gampang dibenarin, tidak seperti benang wol saya dulu, yang kalau sudah kusut sudah stress mengurainya. 
Tapi ingat lho Moms, saat mengerjakan mainan ini sama anak, Moms harus dalam kondisi fresh, karena bisa kesal lihat anaknya salah jahit mulu. Anak Moms, juga dikondisikan senang. Kalau masih tantrum kayak Erin, bisa-bisa dia kesal lalu mainannya dilemparin kemana-mana. Aduh bahaya, kan bagian mainan itu kecil-kecil, nanti hilang. 
Untuk menjahit, Erin ingin melakukan sendiri, “Ih ibu, aku aja! Protes Erin. Padahal saya hanya membantu mengajarkan, membetulkan jahitan yang salah dan mematikan benang. Tapi tetap dia gregetan mau melakukan semuanya sendiri, hahaha… segitu semangatnya. Untuk menempelkan dia sudah bisa, walau agak miring-miring. Tuh lihat jahitannya, ada yang nggak match sama gambar, ditambah warnanya juga suka-suka Erin, hehe. Karena saya memang menginginkan Erin berkreasi sendiri, jadi ya suka-suka dia. Selesai deh, burung hantunya

Karena mainannya ada dua, dia bilang, “Ini buat dedek, aku yang burung hantu.” Sudah lagi mainannya ada dua buah yaitu burung hantu berwarna pink dan kelinci abu-abu, jadi bisa dibagi ke adiknya. Sehingga mereka tidak rebutan mainan. Coba kalau isinya cuma satu, pasti deh, mainannya dimainkan sendiri. Biasanya jangankan adiknya memegang mainan, mendekati mainan saja, Erin sudah marah sama adiknya, karena takut diambil mainannya. Hehe.. Sayang, karena membuat mainan setelah pulang sekolah, dia protes capek, sehingga mainan satu lagi dikerjakan esok hari. 

Make Your Own Pen Toppers ini memang memancing anak untuk kreatif, dengan membuat sendiri mainan. Selain untuk ditaruh di atas pensil juga bisa digunakan sebagai boneka jari, buat main drama-dramaan. “Halo apa kabar? Namaku Cleo. Nama kamu siapa?” Saya menggunakan suara lucu untuk pura-pura menjadi suara mainan. Erin langsung ketawa, “Eyin,” katanya dengan suara cadel. 
Nah, tulisan junior artist di kemasan Make Your Own Toppers itu pas banget lhooo.. maksudnya anak-anak yang membuatnya sama seperti seniman kecil, karena mereka membuat prakarya sendiri. Menurut saya, mainan ini keren banget, karena ada petunjuk cara memainkannya di kertas dalam kemasan, sehingga kita bisa mudah mengikuti instruksinya. 
Jadi kalau untuk anak seperti Erin, mendingan mainannya di-keep dulu, trus bantu anak membaca instruksinya terlebih dahulu. Nah, karena bahasa Inggris kita bisa memberikan instruksi dengan bahasa inggris, sehingga sekalian anak belajar bahasa inggris. Setelah semuanya dibaca dan dijelaskan ke anak, baru deh dipilah-pilah. Kasih tahu mana hidung, mata, dll. Baru mulai untuk menjahitnya.
Mainan ini asli keren, karena benar-benar memancing kreativitas anak. Selama ini kan anak selalu disajikan dengan mainan instan, kalau mereka bisa bikin sendiri, kenapa tidak? Karena mereka akan lebih menghargai mainan  dan merasa puas. Sudah lagi memupuk rasa percaya diri anak, dengan memamerkan mainan buatan mereka sendiri ke orang-orang. Beda, kalau mainannya sudah langsung jadi, rasa memilikinya kurang. Ditambah lagi, Erin bisa memberikan salah satu mainan kepada adik atau ayahnya, untuk mengajarkan rasa berbagi. Puas banget sama mainan ini. 
Kalau boleh kasih skor 1-5 ,saya akan memberikan skor 5. Beda sama mainan lain, dan sangat recomended untuk diberikan kepada anak. Dan bagi Moms, yang bekerja di luar, Make Your Own Toppers ini cocok banget buat quality time bersama anak. Membuat anak senang bukan harus ke Mall dan makan di luar kan Moms? Memainkan Make Your Own Toppers ini merupakan salah satu pilihan terbaik, menghabiskan waktu dengan anak. Iya kan? Tunggu apalagi, buktikan deh, dengan langsung membeli Make  Your Own Pen Toppers. Pasti suka banget!
Karena khawatir nanti saya tidak bisa menyimpan mainan dengan baik, saya mau segera membuat mainan Make Your Own Pen Toppers dengan Erin, Moms. Tapi sayangnya harus memakai lem segala, sedangkan stok lem di rumah sedang habis. Ditambah pensil yang harus dibeli, sebagai pelengkap mainan yang juga tidak ada. Akhirnya dengan segala bujuk rayu sama Erin, mainan bisa diamankan, sampai lem dan pensil dibeli. Fiuhhh… Syukurlah.
Setelah membeli lem dan dua buah pensil, saya mengajak Erin memainkan Make Your Own Pens. Ingat ya Moms, sebelum dimainkan penting banget untuk membaca kertas petunjuknya. Dan mempelajari bagian-bagian kecil yang merupakan hidung, mulut, dll. Sambil tentunya diperkenalkan kepada Erin bagian tersebut, agar dia menjaga bagian mainan dengan baik, tidak dipegang sembarangan, karena resiko hilang. “Ohhhh…” kata Erin manggut-manggut sambil memegang kertas petunjuknya, setelah saya mendengarkan penjelasan saya. Hihi… ngeliat Erin sok mengerti begitu, saya menahan ketawa. 
          

           

Oya Moms, jangan lupa, sediakan wadah untuk menaruh semua bagian mainan make Your Own Pens tersebut. Saya menggunakan piring plastik untuk wadahnya. Biar lebih terang cahayanya, karena harus menjahit mainan dan bikinnya semangat, kami mengerjakannya di halaman, Moms. Ternyata Make Your Own Pens Toppers ini sangat detil dalam memberikan peralatan untuk menjahit, selain benang wol, ada juga jarumnya yang terbuat dari plastik. 
Saat mau mulai menjahit, saya membuat simpul mati di ujung benang dan mengajarkan Erin untuk mulai menjahit. Ini jadi kenangan bagi saya, Moms, dulu semasa SD setiap liburan sekolah, ibu pasti meminta saya dan kakak saya untuk menjahit kristik taplak meja, untuk dijahitkan motif bunga. Nah, Erin lumayan senang sekali saat menjahit, sewaktu saya berikan bantuan bagaimana cara memasukkan benangnya. Dia bilang,” Ih ibu, udah aku aja!” Hehe.. semangat benar.

Untuk Erin yang suka nonton youtube dari handphone dan ipad, walau tidak termasuk golongan candu, menjahit memberikan pengalaman beda. Kedua tangannya harus bekerja keras dalam menjahit, dibalikan kesana kemari, beda sama main gadget yang yang tangannya hanya memegang handphone, nah kalau menjahit tangannya harus bekerja keras dalam memasukkan benang. Beberapa kali benang kusut karena salah memasukkan, Erin juga beberapa kali ngambek, dan bilang, “Udah ibu aja! Aku capek,” katanya sambil menyerahkan bagian tubuh yang sedang dijahit kepada saya. Moms, saya ingin Erin belajar mandiri, sehingga saya membujuknya terus, alhamdulillah Erin mau lagi mengerjakan. Namanya juga balita, masih harus diarahin ya Moms.
Sewaktu melihat ekspresi serius Erin dan kedua tangannya yang bekerja keras memasukkan benang, saya sadar mainan ini bagus sekali, untuk mengajarkan motorik halus anak. Dulu saat saya masih mengajar di TK, anak-anak memang diajarkan menjahit dengan memasukkan tali koor ke lubang gambar kelinci, gajah dan lain-lain. Dengan tujuan melatih tangannya agar mudah menggunakan pensil atau pulpen. Ditambah lagi menempel bagian muka seperti mata, yang memerlukan kehati-hatian agar posisinya pas, Erin jadi belajar banyak dengan mainan Make Your Own Pen Toppers.

Menurut saya Moms, sekarang jarang ada mainan anak yang benar-benar membutuhkan ketrampilan tangan dan konsentrasi seperti ini. Anak sudah biasa disajikan mainan instan dan mudah, seperti main masak-masakan, boneka, dll, yang hanya dipegang. Dengan menjahit mainan ini, Erin mendapatkan mainan yang membutuhkan konsentrasi untuk melatih otaknya. Belum lagi Erin juga belajar kesabaran dalam membuatnya, bagus untuk perkembangan emosinya di masa mendatang. Saya merasa bersalah, sebaiknya mainan seperti ini diperbanyak, agar anak juga belajar praktek mencintai mainan yang dibikinnya.
Biasanya anak akan lebih menyukai mainan yang dibuat dari dasar oleh dirinya, karena menimbulkan kebanggaan dibandingkan mendapatkan mainan langsung jadi. Belum lagi mainan Make Your Own Pen Toppers ini bisa dikatakan kompleks. Selain membutuhkan koordinasi tangan yang bagus, aneka macam warna juga membuat mata anak tertarik. Belum lagi,  secara uraian, benang wolnya juga anti kusut, gampang dibenarin, tidak seperti benang wol saya dulu, yang kalau sudah kusut sudah stress mengurainya. 
Tapi ingat lho Moms, saat mengerjakan mainan ini sama anak, Moms harus dalam kondisi fresh, karena bisa kesal lihat anaknya salah jahit mulu. Anak Moms, juga dikondisikan senang. Kalau masih tantrum kayak Erin, bisa-bisa dia kesal lalu mainannya dilemparin kemana-mana. Aduh bahaya, kan bagian mainan itu kecil-kecil, nanti hilang. 
Untuk menjahit, Erin ingin melakukan sendiri, “Ih ibu, aku aja! Protes Erin. Padahal saya hanya membantu mengajarkan, membetulkan jahitan yang salah dan mematikan benang. Tapi tetap dia gregetan mau melakukan semuanya sendiri, hahaha… segitu semangatnya. Untuk menempelkan dia sudah bisa, walau agak miring-miring. Tuh lihat jahitannya, ada yang nggak match sama gambar, ditambah warnanya juga suka-suka Erin, hehe. Karena saya memang menginginkan Erin berkreasi sendiri, jadi ya suka-suka dia. Selesai deh, burung hantunya

Karena mainannya ada dua, dia bilang, “Ini buat dedek, aku yang burung hantu.” Sudah lagi mainannya ada dua buah yaitu burung hantu berwarna pink dan kelinci abu-abu, jadi bisa dibagi ke adiknya. Sehingga mereka tidak rebutan mainan. Coba kalau isinya cuma satu, pasti deh, mainannya dimainkan sendiri. Biasanya jangankan adiknya memegang mainan, mendekati mainan saja, Erin sudah marah sama adiknya, karena takut diambil mainannya. Hehe.. Sayang, karena membuat mainan setelah pulang sekolah, dia protes capek, sehingga mainan satu lagi dikerjakan esok hari. 

Make Your Own Pen Toppers ini memang memancing anak untuk kreatif, dengan membuat sendiri mainan. Selain untuk ditaruh di atas pensil juga bisa digunakan sebagai boneka jari, buat main drama-dramaan. “Halo apa kabar? Namaku Cleo. Nama kamu siapa?” Saya menggunakan suara lucu untuk pura-pura menjadi suara mainan. Erin langsung ketawa, “Eyin,” katanya dengan suara cadel. 
Nah, tulisan junior artist di kemasan Make Your Own Toppers itu pas banget lhooo.. maksudnya anak-anak yang membuatnya sama seperti seniman kecil, karena mereka membuat prakarya sendiri. Menurut saya, mainan ini keren banget, karena ada petunjuk cara memainkannya di kertas dalam kemasan, sehingga kita bisa mudah mengikuti instruksinya. 
Jadi kalau untuk anak seperti Erin, mendingan mainannya di-keep dulu, trus bantu anak membaca instruksinya terlebih dahulu. Nah, karena bahasa Inggris kita bisa memberikan instruksi dengan bahasa inggris, sehingga sekalian anak belajar bahasa inggris. Setelah semuanya dibaca dan dijelaskan ke anak, baru deh dipilah-pilah. Kasih tahu mana hidung, mata, dll. Baru mulai untuk menjahitnya.
Mainan ini asli keren, karena benar-benar memancing kreativitas anak. Selama ini kan anak selalu disajikan dengan mainan instan, kalau mereka bisa bikin sendiri, kenapa tidak? Karena mereka akan lebih menghargai mainan  dan merasa puas. Sudah lagi memupuk rasa percaya diri anak, dengan memamerkan mainan buatan mereka sendiri ke orang-orang. Beda, kalau mainannya sudah langsung jadi, rasa memilikinya kurang. Ditambah lagi, Erin bisa memberikan salah satu mainan kepada adik atau ayahnya, untuk mengajarkan rasa berbagi. Puas banget sama mainan ini. 
Kalau boleh kasih skor 1-5 ,saya akan memberikan skor 5. Beda sama mainan lain, dan sangat recomended untuk diberikan kepada anak. Dan bagi Moms, yang bekerja di luar, Make Your Own Toppers ini cocok banget buat quality time bersama anak. Membuat anak senang bukan harus ke Mall dan makan di luar kan Moms? Memainkan Make Your Own Toppers ini merupakan salah satu pilihan terbaik, menghabiskan waktu dengan anak. Iya kan? Tunggu apalagi, buktikan deh, dengan langsung membeli Make  Your Own Pen Toppers. Pasti suka banget!
Karena khawatir nanti saya tidak bisa menyimpan mainan dengan baik, saya mau segera membuat mainan Make Your Own Pen Toppers dengan Erin, Moms. Tapi sayangnya harus memakai lem segala, sedangkan stok lem di rumah sedang habis. Ditambah pensil yang harus dibeli, sebagai pelengkap mainan yang juga tidak ada. Akhirnya dengan segala bujuk rayu sama Erin, mainan bisa diamankan, sampai lem dan pensil dibeli. Fiuhhh… Syukurlah.
Setelah membeli lem dan dua buah pensil, saya mengajak Erin memainkan Make Your Own Pens. Ingat ya Moms, sebelum dimainkan penting banget untuk membaca kertas petunjuknya. Dan mempelajari bagian-bagian kecil yang merupakan hidung, mulut, dll. Sambil tentunya diperkenalkan kepada Erin bagian tersebut, agar dia menjaga bagian mainan dengan baik, tidak dipegang sembarangan, karena resiko hilang. “Ohhhh…” kata Erin manggut-manggut sambil memegang kertas petunjuknya, setelah saya mendengarkan penjelasan saya. Hihi… ngeliat Erin sok mengerti begitu, saya menahan ketawa. 
          

           

Oya Moms, jangan lupa, sediakan wadah untuk menaruh semua bagian mainan make Your Own Pens tersebut. Saya menggunakan piring plastik untuk wadahnya. Biar lebih terang cahayanya, karena harus menjahit mainan dan bikinnya semangat, kami mengerjakannya di halaman, Moms. Ternyata Make Your Own Pens Toppers ini sangat detil dalam memberikan peralatan untuk menjahit, selain benang wol, ada juga jarumnya yang terbuat dari plastik. 
Saat mau mulai menjahit, saya membuat simpul mati di ujung benang dan mengajarkan Erin untuk mulai menjahit. Ini jadi kenangan bagi saya, Moms, dulu semasa SD setiap liburan sekolah, ibu pasti meminta saya dan kakak saya untuk menjahit kristik taplak meja, untuk dijahitkan motif bunga. Nah, Erin lumayan senang sekali saat menjahit, sewaktu saya berikan bantuan bagaimana cara memasukkan benangnya. Dia bilang,” Ih ibu, udah aku aja!” Hehe.. semangat benar.

Untuk Erin yang suka nonton youtube dari handphone dan ipad, walau tidak termasuk golongan candu, menjahit memberikan pengalaman beda. Kedua tangannya harus bekerja keras dalam menjahit, dibalikan kesana kemari, beda sama main gadget yang yang tangannya hanya memegang handphone, nah kalau menjahit tangannya harus bekerja keras dalam memasukkan benang. Beberapa kali benang kusut karena salah memasukkan, Erin juga beberapa kali ngambek, dan bilang, “Udah ibu aja! Aku capek,” katanya sambil menyerahkan bagian tubuh yang sedang dijahit kepada saya. Moms, saya ingin Erin belajar mandiri, sehingga saya membujuknya terus, alhamdulillah Erin mau lagi mengerjakan. Namanya juga balita, masih harus diarahin ya Moms.
Sewaktu melihat ekspresi serius Erin dan kedua tangannya yang bekerja keras memasukkan benang, saya sadar mainan ini bagus sekali, untuk mengajarkan motorik halus anak. Dulu saat saya masih mengajar di TK, anak-anak memang diajarkan menjahit dengan memasukkan tali koor ke lubang gambar kelinci, gajah dan lain-lain. Dengan tujuan melatih tangannya agar mudah menggunakan pensil atau pulpen. Ditambah lagi menempel bagian muka seperti mata, yang memerlukan kehati-hatian agar posisinya pas, Erin jadi belajar banyak dengan mainan Make Your Own Pen Toppers.

Menurut saya Moms, sekarang jarang ada mainan anak yang benar-benar membutuhkan ketrampilan tangan dan konsentrasi seperti ini. Anak sudah biasa disajikan mainan instan dan mudah, seperti main masak-masakan, boneka, dll, yang hanya dipegang. Dengan menjahit mainan ini, Erin mendapatkan mainan yang membutuhkan konsentrasi untuk melatih otaknya. Belum lagi Erin juga belajar kesabaran dalam membuatnya, bagus untuk perkembangan emosinya di masa mendatang. Saya merasa bersalah, sebaiknya mainan seperti ini diperbanyak, agar anak juga belajar praktek mencintai mainan yang dibikinnya.
Biasanya anak akan lebih menyukai mainan yang dibuat dari dasar oleh dirinya, karena menimbulkan kebanggaan dibandingkan mendapatkan mainan langsung jadi. Belum lagi mainan Make Your Own Pen Toppers ini bisa dikatakan kompleks. Selain membutuhkan koordinasi tangan yang bagus, aneka macam warna juga membuat mata anak tertarik. Belum lagi,  secara uraian, benang wolnya juga anti kusut, gampang dibenarin, tidak seperti benang wol saya dulu, yang kalau sudah kusut sudah stress mengurainya. 
Tapi ingat lho Moms, saat mengerjakan mainan ini sama anak, Moms harus dalam kondisi fresh, karena bisa kesal lihat anaknya salah jahit mulu. Anak Moms, juga dikondisikan senang. Kalau masih tantrum kayak Erin, bisa-bisa dia kesal lalu mainannya dilemparin kemana-mana. Aduh bahaya, kan bagian mainan itu kecil-kecil, nanti hilang. 
Untuk menjahit, Erin ingin melakukan sendiri, “Ih ibu, aku aja! Protes Erin. Padahal saya hanya membantu mengajarkan, membetulkan jahitan yang salah dan mematikan benang. Tapi tetap dia gregetan mau melakukan semuanya sendiri, hahaha… segitu semangatnya. Untuk menempelkan dia sudah bisa, walau agak miring-miring. Tuh lihat jahitannya, ada yang nggak match sama gambar, ditambah warnanya juga suka-suka Erin, hehe. Karena saya memang menginginkan Erin berkreasi sendiri, jadi ya suka-suka dia. Selesai deh, burung hantunya

Karena mainannya ada dua, dia bilang, “Ini buat dedek, aku yang burung hantu.” Sudah lagi mainannya ada dua buah yaitu burung hantu berwarna pink dan kelinci abu-abu, jadi bisa dibagi ke adiknya. Sehingga mereka tidak rebutan mainan. Coba kalau isinya cuma satu, pasti deh, mainannya dimainkan sendiri. Biasanya jangankan adiknya memegang mainan, mendekati mainan saja, Erin sudah marah sama adiknya, karena takut diambil mainannya. Hehe.. Sayang, karena membuat mainan setelah pulang sekolah, dia protes capek, sehingga mainan satu lagi dikerjakan esok hari. 

Make Your Own Pen Toppers ini memang memancing anak untuk kreatif, dengan membuat sendiri mainan. Selain untuk ditaruh di atas pensil juga bisa digunakan sebagai boneka jari, buat main drama-dramaan. “Halo apa kabar? Namaku Cleo. Nama kamu siapa?” Saya menggunakan suara lucu untuk pura-pura menjadi suara mainan. Erin langsung ketawa, “Eyin,” katanya dengan suara cadel. 
Nah, tulisan junior artist di kemasan Make Your Own Toppers itu pas banget lhooo.. maksudnya anak-anak yang membuatnya sama seperti seniman kecil, karena mereka membuat prakarya sendiri. Menurut saya, mainan ini keren banget, karena ada petunjuk cara memainkannya di kertas dalam kemasan, sehingga kita bisa mudah mengikuti instruksinya. 
Jadi kalau untuk anak seperti Erin, mendingan mainannya di-keep dulu, trus bantu anak membaca instruksinya terlebih dahulu. Nah, karena bahasa Inggris kita bisa memberikan instruksi dengan bahasa inggris, sehingga sekalian anak belajar bahasa inggris. Setelah semuanya dibaca dan dijelaskan ke anak, baru deh dipilah-pilah. Kasih tahu mana hidung, mata, dll. Baru mulai untuk menjahitnya.
Mainan ini asli keren, karena benar-benar memancing kreativitas anak. Selama ini kan anak selalu disajikan dengan mainan instan, kalau mereka bisa bikin sendiri, kenapa tidak? Karena mereka akan lebih menghargai mainan  dan merasa puas. Sudah lagi memupuk rasa percaya diri anak, dengan memamerkan mainan buatan mereka sendiri ke orang-orang. Beda, kalau mainannya sudah langsung jadi, rasa memilikinya kurang. Ditambah lagi, Erin bisa memberikan salah satu mainan kepada adik atau ayahnya, untuk mengajarkan rasa berbagi. Puas banget sama mainan ini. 
Kalau boleh kasih skor 1-5 ,saya akan memberikan skor 5. Beda sama mainan lain, dan sangat recomended untuk diberikan kepada anak. Dan bagi Moms, yang bekerja di luar, Make Your Own Toppers ini cocok banget buat quality time bersama anak. Membuat anak senang bukan harus ke Mall dan makan di luar kan Moms? Memainkan Make Your Own Toppers ini merupakan salah satu pilihan terbaik, menghabiskan waktu dengan anak. Iya kan? Tunggu apalagi, buktikan deh, dengan langsung membeli Make  Your Own Pen Toppers. Pasti suka banget!

Nah, Erin penasaran banget sama isi kemasannya dan minta dibukakan. Jujur Moms, saat saya membuka kemasan mainan Make Your Own Pen Toppers, saya sempat kaget. Ternyata bagian-bagian mainan Make Your Own Pen Toppers banyak yang kecil-kecil. Banyak printilan untuk hidung, mata, sayap, dan lain-lain. Pantesan tidak disarankan untuk anak umur 3 tahun. Ini sih bakal hilang sama Erin kalau tidak diawasi dengan cermat. Erin santai saja memegang bagian-bagian yang kecil itu, sedangkan ibunya mengawasi dengan stress. “Aduh Erin, sudah jangan dipegang-pegang  dulu mainannya, nanti pada hilang,” begitu kata saya. 
Karena khawatir nanti saya tidak bisa menyimpan mainan dengan baik, saya mau segera membuat mainan Make Your Own Pen Toppers dengan Erin, Moms. Tapi sayangnya harus memakai lem segala, sedangkan stok lem di rumah sedang habis. Ditambah pensil yang harus dibeli, sebagai pelengkap mainan yang juga tidak ada. Akhirnya dengan segala bujuk rayu sama Erin, mainan bisa diamankan, sampai lem dan pensil dibeli. Fiuhhh… Syukurlah.
Setelah membeli lem dan dua buah pensil, saya mengajak Erin memainkan Make Your Own Pens. Ingat ya Moms, sebelum dimainkan penting banget untuk membaca kertas petunjuknya. Dan mempelajari bagian-bagian kecil yang merupakan hidung, mulut, dll. Sambil tentunya diperkenalkan kepada Erin bagian tersebut, agar dia menjaga bagian mainan dengan baik, tidak dipegang sembarangan, karena resiko hilang. “Ohhhh…” kata Erin manggut-manggut sambil memegang kertas petunjuknya, setelah saya mendengarkan penjelasan saya. Hihi… ngeliat Erin sok mengerti begitu, saya menahan ketawa. 
          

           

Oya Moms, jangan lupa, sediakan wadah untuk menaruh semua bagian mainan make Your Own Pens tersebut. Saya menggunakan piring plastik untuk wadahnya. Biar lebih terang cahayanya, karena harus menjahit mainan dan bikinnya semangat, kami mengerjakannya di halaman, Moms. Ternyata Make Your Own Pens Toppers ini sangat detil dalam memberikan peralatan untuk menjahit, selain benang wol, ada juga jarumnya yang terbuat dari plastik. 
Saat mau mulai menjahit, saya membuat simpul mati di ujung benang dan mengajarkan Erin untuk mulai menjahit. Ini jadi kenangan bagi saya, Moms, dulu semasa SD setiap liburan sekolah, ibu pasti meminta saya dan kakak saya untuk menjahit kristik taplak meja, untuk dijahitkan motif bunga. Nah, Erin lumayan senang sekali saat menjahit, sewaktu saya berikan bantuan bagaimana cara memasukkan benangnya. Dia bilang,” Ih ibu, udah aku aja!” Hehe.. semangat benar.

Untuk Erin yang suka nonton youtube dari handphone dan ipad, walau tidak termasuk golongan candu, menjahit memberikan pengalaman beda. Kedua tangannya harus bekerja keras dalam menjahit, dibalikan kesana kemari, beda sama main gadget yang yang tangannya hanya memegang handphone, nah kalau menjahit tangannya harus bekerja keras dalam memasukkan benang. Beberapa kali benang kusut karena salah memasukkan, Erin juga beberapa kali ngambek, dan bilang, “Udah ibu aja! Aku capek,” katanya sambil menyerahkan bagian tubuh yang sedang dijahit kepada saya. Moms, saya ingin Erin belajar mandiri, sehingga saya membujuknya terus, alhamdulillah Erin mau lagi mengerjakan. Namanya juga balita, masih harus diarahin ya Moms.
Sewaktu melihat ekspresi serius Erin dan kedua tangannya yang bekerja keras memasukkan benang, saya sadar mainan ini bagus sekali, untuk mengajarkan motorik halus anak. Dulu saat saya masih mengajar di TK, anak-anak memang diajarkan menjahit dengan memasukkan tali koor ke lubang gambar kelinci, gajah dan lain-lain. Dengan tujuan melatih tangannya agar mudah menggunakan pensil atau pulpen. Ditambah lagi menempel bagian muka seperti mata, yang memerlukan kehati-hatian agar posisinya pas, Erin jadi belajar banyak dengan mainan Make Your Own Pen Toppers.

Menurut saya Moms, sekarang jarang ada mainan anak yang benar-benar membutuhkan ketrampilan tangan dan konsentrasi seperti ini. Anak sudah biasa disajikan mainan instan dan mudah, seperti main masak-masakan, boneka, dll, yang hanya dipegang. Dengan menjahit mainan ini, Erin mendapatkan mainan yang membutuhkan konsentrasi untuk melatih otaknya. Belum lagi Erin juga belajar kesabaran dalam membuatnya, bagus untuk perkembangan emosinya di masa mendatang. Saya merasa bersalah, sebaiknya mainan seperti ini diperbanyak, agar anak juga belajar praktek mencintai mainan yang dibikinnya.

Biasanya anak akan lebih menyukai mainan yang dibuat dari dasar oleh dirinya, karena menimbulkan kebanggaan dibandingkan mendapatkan mainan langsung jadi. Belum lagi mainan Make Your Own Pen Toppers ini bisa dikatakan kompleks. Selain membutuhkan koordinasi tangan yang bagus, aneka macam warna juga membuat mata anak tertarik. Belum lagi,  secara uraian, benang wolnya juga anti kusut, gampang dibenarin, tidak seperti benang wol saya dulu, yang kalau sudah kusut sudah stress mengurainya. 
Tapi ingat lho Moms, saat mengerjakan mainan ini sama anak, Moms harus dalam kondisi fresh, karena bisa kesal lihat anaknya salah jahit mulu. Anak Moms, juga dikondisikan senang. Kalau masih tantrum kayak Erin, bisa-bisa dia kesal lalu mainannya dilemparin kemana-mana. Aduh bahaya, kan bagian mainan itu kecil-kecil, nanti hilang. 
Untuk menjahit, Erin ingin melakukan sendiri, “Ih ibu, aku aja! Protes Erin. Padahal saya hanya membantu mengajarkan, membetulkan jahitan yang salah dan mematikan benang. Tapi tetap dia gregetan mau melakukan semuanya sendiri, hahaha… segitu semangatnya. Untuk menempelkan dia sudah bisa, walau agak miring-miring. Tuh lihat jahitannya, ada yang nggak match sama gambar, ditambah warnanya juga suka-suka Erin, hehe. Karena saya memang menginginkan Erin berkreasi sendiri, jadi ya suka-suka dia. Selesai deh, burung hantunya

Karena mainannya ada dua, dia bilang, “Ini buat dedek, aku yang burung hantu.” Sudah lagi mainannya ada dua buah yaitu burung hantu berwarna pink dan kelinci abu-abu, jadi bisa dibagi ke adiknya. Sehingga mereka tidak rebutan mainan. Coba kalau isinya cuma satu, pasti deh, mainannya dimainkan sendiri. Biasanya jangankan adiknya memegang mainan, mendekati mainan saja, Erin sudah marah sama adiknya, karena takut diambil mainannya. Hehe.. Sayang, karena membuat mainan setelah pulang sekolah, dia protes capek, sehingga mainan satu lagi dikerjakan esok hari. 

Make Your Own Pen Toppers ini memang memancing anak untuk kreatif, dengan membuat sendiri mainan. Selain untuk ditaruh di atas pensil juga bisa digunakan sebagai boneka jari, buat main drama-dramaan. “Halo apa kabar? Namaku Cleo. Nama kamu siapa?” Saya menggunakan suara lucu untuk pura-pura menjadi suara mainan. Erin langsung ketawa, “Eyin,” katanya dengan suara cadel. 
Nah, tulisan junior artist di kemasan Make Your Own Toppers itu pas banget lhooo.. maksudnya anak-anak yang membuatnya sama seperti seniman kecil, karena mereka membuat prakarya sendiri. Menurut saya, mainan ini keren banget, karena ada petunjuk cara memainkannya di kertas dalam kemasan, sehingga kita bisa mudah mengikuti instruksinya. 
Jadi kalau untuk anak seperti Erin, mendingan mainannya di-keep dulu, trus bantu anak membaca instruksinya terlebih dahulu. Nah, karena bahasa Inggris kita bisa memberikan instruksi dengan bahasa inggris, sehingga sekalian anak belajar bahasa inggris. Setelah semuanya dibaca dan dijelaskan ke anak, baru deh dipilah-pilah. Kasih tahu mana hidung, mata, dll. Baru mulai untuk menjahitnya.
Mainan ini asli keren, karena benar-benar memancing kreativitas anak. Selama ini kan anak selalu disajikan dengan mainan instan, kalau mereka bisa bikin sendiri, kenapa tidak? Karena mereka akan lebih menghargai mainan  dan merasa puas. Sudah lagi memupuk rasa percaya diri anak, dengan memamerkan mainan buatan mereka sendiri ke orang-orang. Beda, kalau mainannya sudah langsung jadi, rasa memilikinya kurang. Ditambah lagi, Erin bisa memberikan salah satu mainan kepada adik atau ayahnya, untuk mengajarkan rasa berbagi. Puas banget sama mainan ini. 
Kalau boleh kasih skor 1-5 ,saya akan memberikan skor 5. Beda sama mainan lain, dan sangat recomended untuk diberikan kepada anak. Dan bagi Moms, yang bekerja di luar, Make Your Own Toppers ini cocok banget buat quality time bersama anak. Membuat anak senang bukan harus ke Mall dan makan di luar kan Moms? Memainkan Make Your Own Toppers ini merupakan salah satu pilihan terbaik, menghabiskan waktu dengan anak. Iya kan? Tunggu apalagi, buktikan deh, dengan langsung membeli Make  Your Own Pen Toppers. Pasti suka banget!

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *