Saya mendapatkan novel Dark Memory saat menghadiri peluncuran novel ini di Gramedia Central Park, pada hari Rabu, tanggal 28 Desember 2016 lalu. Melihat covernya yang berwarna hitam dengan gambar muka serigala bermata merah menyala, cukup membuat saya ketakutan. Kalau kamujuga penakut seperti saya, novel ini bisa menjadi tantangan tersendiri untuk keluar dari comfort zone. Saya yang biasanya hanya membaca novel romance dan novel comedy, mencoba untuk pertama kalinya membaca novel horor, Dark Memory.
Beruntung saya membacanya pada waktu pagi hari sampai sore hari. Bila saya membacanya saat malam hari, pastinya saya akan ketakutan dan deg-degan. Namun yang membuat saya bersemangat membaca buku ini, selain mau mencoba mengikuti lomba blog review novel Dark Memory yang diadakan oleh BIP. Saya juga tertarik dengan perkataan penulisnya, Jack Lance, “Menulis horor sama menulis komedi itu hampir mirip, cuma beda sedikit. Don’t take it too seriously.” Benar-benar penulis yang kocak.
Novel ini sebenarnya tidak terlalu menyeramkan, karena banyak hal yang saya khawatirkan akan menakutkan, dikemas dengan cukup baik oleh Jack Lance, sehingga rasa penasaran saya malah lebih besar dibandingkan rasa ketakutan. Alhasil saya sanggup menyelesaikan novel ini dari pagi sampai sore, dengan dibarengi pekerjaan lain seperti memasak dan mengasuh anak, hehe… Berikut review novelnya, semoga penasaran.
Judul : Dark Memory
Penulis : Jack Lance
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Genre : Misteri, Horor
Tebal : 338 halaman
Terbit : Tahun 2016
ISBN : 978-602-394-368-5
Blurb:
Rachel Saunders menghadiri pemakaman Jenny Dougal, sahabat baiknya yang meninggal karena kecelakaan tragis. Namun tak lama setelah pemakaman, ia sendiri menghilang secara misterius. Karena khawatir, Jonathan Lauder, kekasih Rachel, terbang ke Skotlandia untuk mencarinya.
Tiga hari kemudian, Rachel muncul kembali. Tetapi ia mengalami amnesia jangka pendek dan tidak bisa mengingat apa pun selama tiga hari sebelumnya, hingga minggu-minggu terakhir sebelum dirinya menghilang. Ia ada di suatu tempat, dan Rachel merasa harus segera menemukan dan menolongnya, sebelum terlambat!
Jonathan dan Rachel berusaha mencari tahu dan merekonstruksi hari-hari saat Rachel menghilang, demi mencari kebenaran mengenai Jenny, dan mencari penyebab Rachel kehilangan ingatannya.
Namun, apa yang Rachel temukan adalah teror yang sungguh menakutkan. Mimpi-mimpi buruk tentang monster berwajah serigala mengerikan menghantui malam-malamnya.
Satu-satunya jalan bagi Rachel untuk bertahan hidup, dan mungkin untuk menyelamatkan Jenny adalah dengan menyingkap tabir gelap masa lalunya….
Membaca novel Dark Memory, memberikan pemahaman kepada saya, bagaimana masa lalu bisa kembali menyerang kehidupan sekarang. Sampai akhirnya kita harus menyelesaikan masa lalu tersebut dengan kembali berhadapan pada ‘sesuatu’ yang kita takuti. Inilah yang dihadapi oleh Rachel, tokoh utama dalam novel Dark Memory, tulisan Jack Lance, pria warga Belanda yang menikah dengan perempuan Indonesia, asal Makasar.
Di awal pembukaan novel, kita disajikan dengan ketakutan dan kecemasan Rachel pada ‘sesuatu’ yang tidak terlihat, yang mengejarnya sehingga Rachel terluka dan mengalami amnesia. Beruntung Rachel diselamatkan oleh Stephen bersama istrinya, Ellen. Rachel kemudian menghubungi kembali orang-orang terdekatnya, termasuk Jonathan, kekasihnya. Rachel kaget menemukan dirinya kembali ke Skotlandia, kampung halamannya, untuk menghadiri pemakaman Jenny, sahabatnya.
Jonathan menemani Rachel untuk menuntaskan rasa penasaran Rachel mengenai apa yang ia lakukan sebelum mengalami amnesia. Berturut-turut Rachel menemui orang-orang terdekatnya dan Grace, ibu Jenny untuk mencari benang merah tentang apa yang terjadi, sambil mengembalikan ingatannya.
Saya merasa di awal cerita sampai pertengahan, semuanya sangat rumit karena Rachel merasa tidak dapat membedakan mana yang nyata dan ilusi. Rachel harus berjuang mengikuti intuisi-nya yang kadang ditentang oleh Jonathan, sehingga menimbulkan perdebatan antar mereka. Rachel merasa seperti melihat sesuatu bersayap yang mengintainya.
Rachel menyisir rambut gelapnya dengan jemarinya. “Ini bukan kelelawar, Jon... ini sesuatu yang jahat. Ini nyata dan aku pernah melihatnya. Ada bersamaku!” (Hal. 141)
Jonathan walaupun meragukan Rachel, merupakan tipe laki-laki yang diidolakan oleh semua wanita. Tidak ada yang salah pada karakter Jonathan, benar-benar laki-laki sempurna, yang bisa menerima keadaan Rachel yang tidak stabil dan terjebak dalam lingkaran misteri dan ketakutan. Jonathan bahkan terus merayu Rachel untuk membina hubungan lebih serius, tapi Rachel terus membuat jarak.
“Tentu kau tahu. Kau sangat memahami aku. Aku memerlukan hidupku sendiri,” katanya, sambil mencium pipi Jon,” meskipun pria yang berhubungan denganku sangat memesona dan sehebat apa pun dia di tempat tidur.” (Hal. 133)
Awalnya saya mengira Rachel memperlakukan Jonathan seperti itu, karena hubungannya dengan Jenny yang lebih dari sekedar sahabat, tapi ternyata penyebabnya karena trauma pada ‘sesuatu’ di masa lalunya. Rachel merasa yakin Jenny masih hidup dan merasa melihat Jenny dalam bahaya.
Untuk menemukan Jenny, Rachel memutuskan untuk mendalami kasus tentang hilangnya Paula Deckers, 12 tahun lalu, yang sedang diliput Jenny. Sampai kemudian bibi Elizabeth, salah seorang terdekat Rachel, terbunuh. Rachel sangat terguncang. Lalu misteri itu mulai terkuak. Sesuatu di masa lalunya kembali menghampiri Rachel, membuat Rachel harus menghadapinya kembali seperti saat ia masih berusia tujuh belas tahun.
Sekarang ia diikat dan ditutup matanya di dalam ruangan hijau sama seperti dulu, di dalam sarang demon. Mungkinkah ada batu tajam lagi yang bisa menyelamatkannya kali ini? (Hal. 247)
Seperti khas novel Eropa, novel ini juga menggambarkan hubungan seks bebas dan juga hubungan sesama jenis. Namun Jack Lance dengan apik mendeskripsikannya, tanpa menggunakan kalimat yang mengarah ke pornografi.
Menurut saya, tidak salah memang bila Jack Lance dijuluki Stephen King dari Belanda. Gaya berceritanya yang mampu membuat pembaca seperti menonton film, penuh ketegangan dan tidak terduga. Belum lagi si pelaku teror yang tidak dapat diduga siapa sebenarnya.
Namun yang cukup mengherankan bagi saya, Rachel seperti mempunyai banyak cadangan nyawa. Berkali-kali menghadapi si pelaku teror dengan keberuntungan dan kegigihannya. Rachel mengajarkan kepada kita mengenai arti kata ‘berjuang’. Jangan mudah menyerah terhadap sesuatu yang jahat yang menghampiri hidup kita. Tapi dari sisi kekurangan Rachel yang selalu ingin menghadapi masalahnya sendiri, kita juga belajar, kalau masalah tidak bisa selalu dihadapi sendiri. Kita harus memberikan ruang dalam diri kita untuk menerima orang-orang yang selalu siap membantu, seperti Jonathan, kekasihnya. So sweet.
Secara keseluruhan, saya cukup terkesan dengan novel ini. Untuk rate 1-5, saya memberikan rate 5. Pas sekali dengan cap Best Seller di covernya. Selain itu juga tidak ada typo dalam novel ini. Keren. Kalau semua novel horor seperti novel Dark Memory, mungkin saya akan mulai mengkoleksi novel horor dari sekarang, hehe..
Jadi tunggu apalagi? Buruan beli dan baca novel Dark Memory. Semoga kamu menikmati novelnya seperti saya.
Penasaran dg novel ini Mbak. Jadi inget friday the 13 hihihi. Gimana kabarnya Mbak Ovy?
Hehe.. saya paling takut nonton friday the 13. Alhamdulillah baik, mba pa kabar? Btw, ngeblog juga ya? Alamatnya apa?
Hehe.. saya paling takut nonton friday the 13. Alhamdulillah baik, mba pa kabar? Btw, ngeblog juga ya? Alamatnya apa?
Hehe.. saya paling takut nonton friday the 13. Alhamdulillah baik, mba pa kabar? Btw, ngeblog juga ya? Alamatnya apa?