|

Peluncuran Embara Embun Mimpi, Antologi 101 Haiku

di celah kayu

semut-semut bekerja
tak kau hiraukan
Membaca salah satu haiku di buku antologi 101 haiku. membuat saya terbayang film-film jepang yang menampilkan haiga(lukisan di dalam haiku) di salah satu adegannya. Biasanya haiku yang ditampilkan bertuliskan huruf hiragana dengan lukisan di sampingnya. Jadi baru sekarang tahu ada haiku versi bahasa Indonesia.
Sebagai puisi pendek kuno di Jepang yang sangat populer.  Belum banyak yang mengenal Haiku. Saya sendiri pun baru tahu tentang haiku,  setelah datang pada acara Peluncuran dan Bedah Buku Antologi 101 Haiku, Embara Embun Mimpi karya Ira Diana dan I Gusti Made Dwi Guna, pada hari Sabtu, 20 Januari 2017.
Padahal saya sudah lama menyukai film-film Jepang. Dan kadang suka penasaran dengan huruf hiragana yang ditulis bersama dengan lukisan. Saya ingat pada adegan film, haiku dan lukisan dibuat, diiringi dengan bunga-bunga sakura berguguran pada musim semi.  Touching banget.
Karena penasaran, saya mencari tahu apa itu haiku, dan menemukan ternyata haiku itu berhubungan dengan alam dan musim. Jadi orang Jepang itu membuat haiku, berdasarkan inspirasi yang muncul dari alam.  Seperti haiku pada hal 125 pada buku antologi 101 haiku, membaca embun mimpi.
udara panas
langit gelap gulita
menangislah ia
Yang saya amati selama ini dalam karyanya, orang Jepang termasuk tipe yang detail dalam segala sesuatu, seperti film, komik,  dan dorama. Dan sekarang saya baru tahu,  perhatian orang Jepang terhadap alam dituangkan ke haiku.
Membaca haiku yang hanya tiga baris, seperti membaca puisi yang belum selesai, sangat tanggung untuk diakhiri.  Saya merasa puisi ini menggantung,  tanpa ada ending. Tapi sebagai pencinta puisi, saya merasakan kekuatan pada setiap katanya. Apalagi tambahan lukisan(haiga), membuat saya mudah memahami makna haiku yang ingin disampaikan penulis. Apalagi saat ini, masih jarang orang Indonesia yang mendalami haiku. Dibandingkan karya Jepang lainnya yang sudah terkenal di Indonesia seperti anime, dorama, origami, dan lain-lain.
Menurut Narudin, seorang pengamat, penerjemah dan kritikus sastra dalam buku antologi 101 haiku, embara embun mimpi ini,  ada pergeseran makna kausal haiga Guna dan Ira.  Entahlah walaupun sudah dijelaskan dengan bahasa yang sederhana,  saya belum bisa memahaminya dengan jelas, karena baru kali ini saya mendapatkan pengetahuan tentang haiku. Mungkin Ira Diana dan I Gusti Made Guna, ingin mencoba membuat haiku yang sesuai dengan pembaca Indonesia, sehingga agak keluar sedikit dari pakem haiku.
Sedangkan menurut Yusuf Susilo Hartono, haiku di buku 101 haiku ini,  terasa maskulin,  dengan haiku yang menggambarkan maskulinitas pada lembaran-lembaran pertamanya dari halaman 2 sampai 101 yang ditulis oleh mas Guna. Feminitas baru terasa dengan haiku yang ditulis mba Ira, sampai halaman terakhir.
Selain itu kertas tipis, sehingga muncul bayangan yang menganggu dan memberikan makna baru pada haiku. Bayangan yang muncul itu seakan-akan haiga, bukan karena membayang yang disebabkan kertas tipis.
Dalam membuat haiku, tidak tertutup penulis bisa sekalian membuat haiga, tergantung kemauan si penulis. Bila penulis ingin menyatukan haiku dan haiga, maka haiku dan haiga harus seimbang, tidak ada yang dominan sebelah. Hanya sayang di haiku karya Ira Diana, haiga(lukisan) dibuat oleh I Gusti Made Dwi Guna, sehingga maksud Ira Diana tidak bisa tersampaikan seutuhnya.
Acara pun diakhiri dengan perfomance Band Jassina, yang anggotanya para mahasiswi dan mahasiswa Universitas Indonesia (UI).
Memang tidak semudah yang dibayangkan cara membuat haiku, apalagi dengan haiga. Namun sebagai penikmat puisi, saya merasa haiku di buku Embara Embun Mimpi ini terasa indah, apalagi disertai dengan haiga. Ditambah ukurannya yang lebih besar sedikit dari buku saku dan lebih kecil dari buku tulis, membuat buku antologi 101 haiku, Embara Embun Mimpi, enak dibawa kemana- mana karena ringkas dan ringan.
Bila kamu mengaku pecinta puisi, haiku bisa menjadi salah satu pilihan puisi yang enak dinikmati. Daripada pusing mencari di toko buku, bisa juga pesan langsung aja sama Kiki, dengan no hp: 0852.9538.2180

Similar Posts

3 Comments

Tinggalkan Balasan ke Ovianty _ Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *